BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan jumlah
penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi
produk peternakan (daging, telur, susu). Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat
kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut
meningkatkan angka perminataan produk peternakan. Daging banyak
dimanfaatkan olehmasyarakat karena mempunyai rasayang enak dan kandungan zat
gizi yangtinggi.Salah satu sumber daging yangpaling banyak dimanfaatkan
olehmasyarakat Indonesia adalah ayam.Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat diperoleh dari pemotongan ayam broiler, petelur afkir, dan ayam
kampung.
Ayam broiler merupakan
salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan
komoditas unggulan.Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging ayam
menjadi sumber utama menu konsumen.Daging ayam broiler mudah didapatkan baik di
pasar modern maupun tradisional.Produksi daging ayam broiler lebih besar
dilakukan oleh rumah potong ayam modern dan tradisional.Proses penanganan di
RPA merupakan kunci yang menentukan kelayakan daging untuk dikonsumsi.
Perusahaan rumah potong ayam (RPA) atau tempat pendistribusian umumnya sudah
memiliki sarana penyimpanan yang memadai, namun tidak dapat dihindari
adanyakontaminasi dan kerusakan selama prosesing dan distribusi.
Mengingat tingginya
kewaspadaan masyarakat terhadap keamanan pangan, menuntut produsen bahan pangan
termasuk pengusaha peternakan untuk meningkatkan kualitas produknya.Walaupun
kualitas karkas tergantung pada preferensi konsumen namun ada standar khusus
yang dijadikan acuan.Karkas yang layak konsumsi harus sesuai dengan standar SNI
mulai dari cara penanganan, cara pemotongan karkas, ukuran dan mutu,
persyaratan yang meliputi bahan asal, penyiapan karkas, penglolahan pascapanen,
bahan pembantu, bahan tambahan, mutu produk akhir hingga pengemasan.Untuk itu
perlu ada penerapan manajemen yang baik sejak masih di sektor hulu sampai ke
sektor hilir.
1.2 Rumusan
Makalah
§ Pengertian ayam broiler
§ Mencari istilah-istilah penting dalam usaha ayam broiler
§ Mencari satuan unit komoditi ayam broiler
§ Mencari 7 sapta usaha agribisnis ayam broiler
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam usaha agribisnis komoditas ayam
broiler. Serta memberikan wawasan mengenai rencana usaha agribisnis ayam
broiler.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
AYAM
BROILER
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat
sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu).
Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal
ternak. yam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di
Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap
provinsi. Beberapa faktor pendukung bisnis usaha kecil budidaya ayam ras
pedaging sebenarnya masih dapat terus dikembangkan, antara lain karena permintaan
domestik terhadap ayam ras pedaging masih sangat besar. Kecenderungan ini dapat
dihubungkan dengan pertumbuhan permintaan terhadap daging ayam ras yang
rata-rata besarnya mencapai 7% per tahun. Angka
kebutuhan nasional terhadap daging ayam ras sebesar 3,3 kg per kapita per
tahun. Sementara itu permintaan terhadap total daging unggas hanya sebesar 4.6
Kg per tahun. Dengan demikian protein hewani asal daging unggas, yang berasal
dari daging ayam ras mencapai 71,7%.
Permintaan terhadap ayam ras pedaging secara
nsaional diharapkan akan terus meningkat, terutama permintaan yang berasal dari
para konsumen di kota-kota besar (ibu kota propinsi). Pertambahan permintaan di
kota-kota besar tersebut terjadi karena kenaikan pendapatan perkapita,
pertambahan penduduk dan peningkatan kesadaran gizi sebagai akibat berhasilnya
program penyuluhan gizi. Peningkatan permintaan juga terjadi sewaktu-waktu
disebabkan karena lonjakan permintaan terhadap gading ayam ras pada hari-hari
besar (lebaran, natal, tahun baru) maupun pada akhir-akhir bulan. Faktor lain
yang menyebabkan sektor budidaya ayam ras pedaging masih dapat merupakan bisnis
unggulan bagi usaha kecil adalah karena sektor ini memiliki kaitan usaha yang
cukup luas baik yang berada di hulu maupun yang berada di hilir.
B.
ISTILAH
DALAM USAHA AYAM BROILER
Ø
DA (Hen Day Average):
Ø
Persentase perbandingan
jumlah produksi telur dengan populasi ayam dalam satu kelompok pada satuan
waktu tertentu.
Ø
FI (Feed Intake):
Ø
Jumlah pakan yang
dihabiskan oleh ayam atau unggas pada periode waktu tertentu.
Ø
FCR (Feed Conversion
Ratio):
Ø
Perbandingan jumlah pakan
yang dihabiskan dengan kenaikan berat badan pada waktu dan satuan berat yang
sama.
Ø
Efisiensi Pakan:
Besarnya bagian pakan yang dapat diubah menjadi produk daging atau telur yang dinyatakan dalam persen.
Besarnya bagian pakan yang dapat diubah menjadi produk daging atau telur yang dinyatakan dalam persen.
Ø
Class:
Standar klasifikasi ayam berdasarkan daerah asal usul geografis yang memberikan variasi perbedaan bentuk dan sifat karaktersitikdari ayam tersebut. Contoh ayam asia, amerika.
Standar klasifikasi ayam berdasarkan daerah asal usul geografis yang memberikan variasi perbedaan bentuk dan sifat karaktersitikdari ayam tersebut. Contoh ayam asia, amerika.
Ø
Bangsa/Breed:
Klasifikasi ayam berdasarkan bentuk morfologhi dan besar tubuh yang sama dari setiap klas, contoh ayam brahma.
Klasifikasi ayam berdasarkan bentuk morfologhi dan besar tubuh yang sama dari setiap klas, contoh ayam brahma.
Ø
Strain:
Klasifikasi ayam berdasarkan garis keturunan tertentu melalui persilangan dari berbagai klas, bangsa atau varietas sehingga ayam tersebut memiliki bentuk, sifat dan tipe produksi tertentu sesuai dengan tujuan produksi.
Klasifikasi ayam berdasarkan garis keturunan tertentu melalui persilangan dari berbagai klas, bangsa atau varietas sehingga ayam tersebut memiliki bentuk, sifat dan tipe produksi tertentu sesuai dengan tujuan produksi.
Ø
Karkas Unggas:
Hasil pemotongan unggas tanpa disertai bagian darah, bulu, kepala, cakar, usus, giblet (hati jantung empedal), tetapi paru-paru termasuk di dalam bagian karkas.
Hasil pemotongan unggas tanpa disertai bagian darah, bulu, kepala, cakar, usus, giblet (hati jantung empedal), tetapi paru-paru termasuk di dalam bagian karkas.
Ø
Oviposition:
Peristiwa keluarnya telur dari kloaka karena pengaruh hormone oksitosin.
Peristiwa keluarnya telur dari kloaka karena pengaruh hormone oksitosin.
Ø
Brooder
adalah Alat yang digunakan untuk memanaskan anak ayam umur sehari (DOC) sebagai pengganti induk ayam sampai beberapa minggu sehingga bisa tahan terhadap perubahan temperatur rendah
adalah Alat yang digunakan untuk memanaskan anak ayam umur sehari (DOC) sebagai pengganti induk ayam sampai beberapa minggu sehingga bisa tahan terhadap perubahan temperatur rendah
Ø
Depopulasi
adalah tindakan pemusnahan unggas dengan cara disembelih atau dengan cara lainnya sesuai ketentuan yang berlaku
adalah tindakan pemusnahan unggas dengan cara disembelih atau dengan cara lainnya sesuai ketentuan yang berlaku
Ø
Desinfeksi
adalah tindakan penyuci hamaan secara tepat dan cermat terhadap kandang, peralatan kandang, tempat pakan/tempat air minum, pakaian, alas kaki, kendaraan, bahan-bahan lain yang tercemar, dan lingkungan sekitar kandang, dengan menggunakan bahan penyucihama atau desinfektan
adalah tindakan penyuci hamaan secara tepat dan cermat terhadap kandang, peralatan kandang, tempat pakan/tempat air minum, pakaian, alas kaki, kendaraan, bahan-bahan lain yang tercemar, dan lingkungan sekitar kandang, dengan menggunakan bahan penyucihama atau desinfektan
Ø
Epidemi
adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga
adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga
Ø
Feedlot
adalah suatu tempat penggemukan ternak untuk dipotong
adalah suatu tempat penggemukan ternak untuk dipotong
Ø
Hay
adalah rumput-rumputan liar yang dikeringkan
adalah rumput-rumputan liar yang dikeringkan
Ø
Heat Detector
adalah Alat untuk mendeteksi berahi pada ternak
adalah Alat untuk mendeteksi berahi pada ternak
C.
Satuan
Ternak Ayam Broiler
Jenis Ternak
|
ST per ekor
|
1 ST setara dengan
Jumlah Ternak
|
Ayam (setiap 100 ekor)
|
1.00
|
100
|
Anak ayam (setiap 200 ekor)
|
1.00
|
200
|
D. 7 Sapta Usaha Agribisnis
Ayam Broiler
Dalam
memulai usaha peternakan ayam pedaging diperlukan suatu kiat-kiat khusus agar
dalam usaha peternakan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan tentunya akan
suskses. Kiat-kiat tersebut disebut dengan istilah "Sapta Usaha" .
Sapta Usaha Peternakan berbeda bergantung terhadap komoditas apa yang akan
dibudidayakan. Dalam postingan kali ini akan membahas sapta usaha peternakan
ayam pedaging (broiler).
Sapta
Usaha Peternakan Ayam Pedaging terdiri dari :
1.
Pemilihan Bibit
Ayam pedaging (broiler) mempunyai sifat-sifat
umum antara lain :
·
Badan besar dan berat
·
Temperament lamban dan
pasif
·
Kaki besar dan kokoh
·
Jengger dan pial
biasanya kecil
·
Produksi telur sedikit,
produksi daging tinggi
·
Jarak kedua tulang
ekornya sempit, antara 2 – 3 jari
Bibit ayam pedaging didapat melalui 3 cara yaitu
: membeli DOC ayam pedaging dari pembibit ayam pedaging , membeli telur dan
menetaskannya sendiri , dan membeli indukan untuk menghasilkan telur kemudian
ditetaskan sendiri. Dalam melakukan pemilihan bibit ayam pedaging , terdapat
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan bibit ayam unggulan .
Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
·
Mempunyai berat badan yang seragam
·
Sehat,
lincah, mata bersinar, bulu mengkilat
·
Mempunyai sifat pertumbuhunan daging yang lengkap
·
Daya hidup
tinggi, konversi pakan rendah
apabila keempat kriteria diatas sudah terpenuhi
maka akan didapat bibit ayam pedaging unggulan
yang baik
Untuk jenis-jenis ayam pedaging sendiri meliputi
:
Ø Ayam Broiler

Ø Ayam Buras

Ø Ayam Pejantan Ras

Ø Ayam Ras Afkir

Ø Ayam Jabro

2. Pemberian Pakan
Pakan merupakan salah faktor yang
perlu diperhatikan dalam pembudidayaan ayam pedaging, karena pakan menyumbang
30% keberhasilan suatu usaha pembudidayaan ayam pedaging . Pakan ayam pedaging
dapat diperoleh dengan dua cara yaiut menyusun ransum itu sendiri dan membeli
pakan jadi. Pakan ayam terdiri dari konsetrat , dedak dan biji-biji an
seperti jagung dan padi. Dalam pemberian pakan untuk ayam memiliki system
yang berbeda , yaitu dalam pemberian jumlah pakan disesuaikan dengan umur dari
ayam . berikut adalah :
·
7 gram/per hari sampai umur 1
minggu
·
19 gram/per hari sampai umur 2
minggu
·
34 gram/per hari sampai umur 3
minggu
·
47 gram/per hari sampai umur 4
minggu
·
58 gram/per hari sampai umur 5
minggu
·
66 gram/per hari sampai umur 6
minggu
·
72 gram/per hari sampai umur 7
minggu
·
74 gram/per hari sampai umur 8
minggu
Jenis pakan ayam pedaging dibedakan dalam dua
periode pemeliharaan yaitu : untuk pakan ayam periode stater (0-4 minggu)
dan pakan untuk ayam periode finisher ( 4 minggu – panen ) Adapun kandungan
gizi dari masing-masing jenis pakan untuk 2 periode
adalah sebagai berikut :
No
|
Kandungan Gizi
|
Periode Stater
|
Periode Finisher
|
1.
|
Protein (%)
|
21-23
|
19-21
|
2.
|
Lemak (%)
|
5-8
|
5-8
|
3.
|
Serat Kasar (%)
|
3-5
|
3-5
|
4.
|
Ca (%)
|
0,9 – 1,1
|
0,9 – 1,1
|
5.
|
P (%)
|
0,7 – 0,9
|
0,7 – 0,9
|
6.
|
Metabolisme Energi (K.kal/kg)
|
2.800 – 3000
|
3000 – 3.200
|
Dijelaskan bahwa cara pemberian pakan dibedakan menjadi 2 yaitu cara membuat ransum sendiri dan membeli pakan jadi , berikut adalah contoh susunan pakan (ransum) sendiri :
No
|
Bahan pakan
|
Stater
|
Finisher
|
1.
|
Jagung giling (%)
|
53,5
|
58,0
|
2.
|
Bungkil kedelai (%)
|
40,0
|
36,0
|
3.
|
Tepung ikan (%)
|
3,0
|
2,5
|
4.
|
Feed Suplement dan Vitamin (%)
|
3,5
|
3,5
|
Jumlah
|
100,0
|
100,0
|
Dijelaskan pula pemberian pakan cara
kedua yaitu dengan membeli pakan jadi, pakan jadi bisa langsung dibeli dari
berbagai pabrik produk makan ternak antara lain : PT. Charoen , PT. Cargil ,
PT. Proteina Prima , PT. Comfeed
3.
Pengelolaan
Kesehatan
Sama halnya dengan ternak lainnya .
ayam pedaging pun dapat terserang berbagai macam penyakit . namun tidak semua
penyakit dapat menyerang ayam broiler, penyakit yang biasa menyerang ayam
broiler adalah : penyakit ND , Coccidiosis , Fowl Pox , C.R.D, Infectious
Bronchitis. Setiap penyakit-penyakit tersebut tentunya berdapak
terhadap kelangsungan hidup ternak , penyakit - penyakit tersebut tentunya akan
membawa kerugian , untuk itu diperlukan suatu usaha pencegahan dan penanggulan
sebagai berikut
No
|
Nama
Penyakit
|
Pencegahan
|
Pemberantasan
|
1.
|
Newcastle
Disease
|
Vaksinasi
|
Belum
ada
|
2.
|
Coccodiosis
|
Cocodiostat
|
Sulfa
|
3.
|
Fowl
Pox
|
Vaksinasi
|
-
|
4.
|
C.R.D
|
Vaksinasi
|
Antibiotika
|
5.
|
Infectious
Bronchitis.
|
Vaksinasi
|
Antibiotika
|
Pengelolaan
Reproduksi
Untuk menghasilkan DOC Ayam Broiler
, biasanya peternak tinggal membeli atau menerima dari perusahaan pembibitan ,
melauli Poultry Shop terdekat. Namun sebagi pengetahuan , untuk menghasilkan
telur tetas dari bibit ayam broiler , perbadingan jantan dan betina dalam
mengatur perkawinan adalah 1 : 4
4.
Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam daging ditujukan untuk mencapai beberapa
sasaran yaitu tingkat kematian serendah mungkin, kesehatan ternak baik, berat
timbangan setiap ekor setinggi mungkin dan daya alih makanan baik (hemat).
Untuk mencapai hal-hal tersebut ada beberapa hal pokok yang perlu
dipertimbangkan sebaik-baiknya dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu
perkandangan dan peralatan serta persiapannya, pemeliharaan masa awal dan
akhir, pemberian pakan, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan pengelolaan
Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan secara tuntas
terhadap kandang dan peralatan yang akan dipakai didalamnya, baik tempat
makanan, tempat minuman,brooder, alat pelingkan dan lain-lain. Terutama pada
kandang lama yang sudah dipakai, sisa-sisa dari ternak yang lama, baik kotoran,
bahan-bahan yang tercecer harus dibersihkan secara tuntas sehingga tidak ada
yang tertinggal, sebab setiap butir sisa dari kawanan ayam yang lama akan ada
kemungkinan akan menularkan sesuatu penyakit kepada kawanan berikutnya.
Pembersih dilakukan dengan air dan bahan pencuci (sabun atau detergen) (Suyoto,
1983).
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal
peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya
dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan
vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari
poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka
bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan
dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki
kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi
persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
Teknis pemeliharaan ayam broiler yang baik menurut
(Anonimus, 2009), yaitu minggu pertama (hari ke-1 sampai ke-7). DOC dipindahkan
ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah gula
untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan
dengan kebutuhan per ekor 13 gram atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah
tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi.
Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil
(crumbles).
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen sudah diberi air
munum. Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4. Minggu Kedua (hari
ke-8 sampai ke-14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan
seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi
suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gram per ekor atau 3,3 kg
untuk 100 ekor ayam.
Minggu Ketiga (hari ke-15 sampai ke-21). Pemanas sudah
dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48
gram per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari)
dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui
suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi
air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus
sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya.
Minggu Keempat (hari ke-22 sampai ke-28). Pemanas sudah
tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur
28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan
ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan
pakan adalah 65 gram per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap
ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap
penyakit.
Minggu Kelima (hari ke-29 sampai ke-35). Pada minggu ini,
yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah
kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan
penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan
adalah 88 gram per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga
dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik
mencapai 1,8 sampai 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen. Maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan pakan
hingga berumur 5 minggu adalah 24,7 kg untuk 100 ekor ayam.
Minggu Keenam (hari ke-36 sampai ke-42). Jika ingin
diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap
ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan
yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
Menurut Bambang (1995) untuk pemberian pakan ayam ras
broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher
(umur 4-6 minggu):
a. Kuantitas pakan fase starter adalah
terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7
hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor,
minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29
hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai
pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
b. Kuantitas pakan fase finisher adalah
terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36
hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57
hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari
adalah 3.829 gram.
Sedangkan Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam
yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan
air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari)
1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor,
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari)
7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu
adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama
hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.
Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok
dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100
ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50
hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1
liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4
liter/hari/ekor.
Cara Pemberian Pakan:
a. Untuk anak
ayam umur 1 - 6 hari (kutuk), pakan ditabur atau sediakan pada wadah yang mudah
terjangkau, jenis pakan yang dipakai adalah ransum ayam ras starter (pakan
komersial).
b. Ayam umur 7
hari s/d 1 bulan dapat diberikan pakan campuran yaitu pakan ayam ras starter
dicampur dengan katul dan dedak halus, dengan perbandingan 1: 1 atau jagung
giling dan katul dengan perbandingan 2 : 1 dan dapat di tambah protein hewani.
c. Ayam umur
2-4 bulan dan seterusnya, diberikan pakan campuran, dedak halus, jagung giling,
dan pakan komersil dengan perbandingan 3:1:1 dan dapat di tambahan gabah,
gaplek dan tepung ikan.
5.
Perkandangan
Seperti halnya kandang untuk
pemeliharaan unggas lainnya , kandang untuk ternak ayam pedaging mempunyai
syarat , syarat tersebut antara lain :
·
Ventilasi udara cukup
·
Arah kandang membujur timur—barat
·
Sebaiknya lebar kandang ≤ 8 meter
·
Tinggi kandang minimal 3 meter
·
Jarak kandang satu dengan yang lain 1-1,5 lebar kandang
Kandang untuk pemeliharaan ayam
pedaging ada 2 macam yaitu :
a. Kandang
postal (Litter) : adalah kandang dimana ayam seluruh hidupnya diatas lantai
yang telah diberi litter yang terdiri dari : sekam 3 bagian , pasir 2 bagin dan
kapur 1/9 bagian, dengan ketebalan litter 10 – 15 cm. Dengan menggunakan
kandang semacam ini, peternak harus rajin membolak balik litter agar tetap
kering
b. Kandang lantai
jarang : adalah kandang yang bahan alasnya terbuat dari kayu, bambu ataupun
kawat. Penggunaan kandang dengan system ini memiliki tujuan agar kotoran dapat
jatuh kebawah sehingga kandang terjaga kebersihannya. Berdasarkan penelitian ,
ayam yang dipelihara dengan kandang system lantai jarang cenderung memiliki
berat tubuh yang lebih berat daripada ayam dengan kandang postal , namun biaya
pembuatan kandang ini cenderung lebih tinggi.
6.
Pasca Panen
Pada saat akan panen , untuk
menghasilkan ayam broiler yang bebas bahan kimia dan memenuhi persyaratan
kesehatan maka hendaknya pada 5 hari sebelum dijual menghentikan pemberian
obat-obatan pada air minumnya/ransumnya.
Pada umunya daging ayam broiler
memiliki tekstur yang empuk , maka untuk penanganan pasca panen biasanya dapat
dijadikan sebagai ayam bakar , ayam goreng guna untuk menambah nilai jual dari
ayam broiler. Selain itu , daging ayam broilerpun dapat diolah menjadi nugget
yang akhir-akhir ini sedang digemari oleh masyarakat.
7.
Pemasaran
Komentar
Posting Komentar