Langsung ke konten utama

MENGIDENTIFIKASI LEGUMINOSA DAN GRAMINAE

MAKALAH
MENGIDENTIFIKASI GRAMINAE DAN LEGUMINOSA


 


DISUSUN OLEH:
NAMA : NISAUL FITRI / 062417898
KELAS : IC
NO.ABSEN : 26

KEMENTRIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Hijauan yang merupakan sumber makanan ternak terutama ternak ruminansia selain merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber tenaga, juga merupakan komponen yang sangat menunjang bagi produksi dan reproduksi ternak.Jenis hijauan seperti rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun karena jenis hijauan ini umum dikonsumsi oleh ternak.
Ketersediaan hijauan makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, maka diperlukan budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul sehingga mutu setiap jenis hijauan yang diwariskan oleh sifat enetic ene dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi, sehingga nantinya dapat mendukung pengembangan usaha ternak ruminansia yang akan dilakukan (Kanisius, 1983).
Makanan hijauan merupakan semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan. Kelompok tanaman ini adalah rumput (graminae), leguminosa dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelompok hijauan biasanya disebut makanan kasar. Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam bentuk hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar adalah makanan yang berasal dari hijauan dan diberikan ke ternak dalam bentuk segar. Sedangkan hijauan kering adalah hijauan yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering (hay) atau
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari isi yang akan dibahas dalam makalah ini maka dapat dituIis poin – poin masalah, yaitu sebagai berikut:
1.      Apa itu rumput dan jenis-jenis rumput ?
2.      Apa itu leguminosa dan jenis-jenis leguminosa ?
C. LANDASAN TEORI
1.      Rumput – rumputan (Gramineae)
Rumput adalah tanaman yang paling efisien untuk merubah sinar matahari menjadi biomassa dan pada saat yang sama mengkonversi karbondioksida menjadi oksigen. Ternak ruminansia mampu mengubah biomassa ini, yang umumnya tidak dapat dicerna oleh manusia, menjadi protein berkualitas tinggi melalui aktifitas mikroorganisme dalam rumen mereka. Rumput-rumput memberikan tutupan tanah yang baik untuk mengurangi erosi sementara akar yang sangat halus akan membentuk bahan organik dan membantu penyusupan air ke dalam tanah.
2.      Leguminosa
Leguminosa termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu: mimisaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae, tanaman dengan bunga “irregular” dan papilonaceae, tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu .
Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah . Kebanyakan tanaman pakan dan tanaman ekonomi penting termasuk dalam papiloneceae group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup secara annual, biennial atau perennial
Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan rumput-rumputan untuk ternak herbivora. Dijelaskan lebih lanjut bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik sebagai bahan pakan dan mempunyai kandungan protein dan mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan .








BAB II
PEMBAHASAN
Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia, sehingga untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia harus diikuti oleh peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup baik dalam jumlah maupun kualitas.  Hijauan pakan ternak yang umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah rumput-rumputan yang berasal dari padang penggembalaan atau kebun rumput, tegalan, pematang serta pinggiran jalan.
Beberapa faktor yang menghambat penyediaan hijauan pakan, yakni terjadinya perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan pemukiman, lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri. Untuk mengatasi kekurangan rumput ataupun hijauan pakan lainnya salah satunya adalah pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan. Berdasarkan sumbernya hijauan dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu :
1.      Graminae (rumput)
2.      Leguminosa (kacang-kacangan)
Ø  Jenis Bahan Pakan Asal Hijauan
Hijauan pakan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yakni jenis rumput-rumputan dan jenis daun-daunan. Hijauan pakan rumput-rumputan dapat berupa rumput lapangan atau rumput unggul. Hijauan pakan daun-daunan yang gizinya paling baik adalah daun leguminosa. Jenis leguminosa umumnya memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput-rumputan.
v Rumput (Gramineae)
1.         Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah berasal dari Afrika daerah tropik, perennial, dapat tumbuh setinggi 3 sampai 4,5 m, bila dibiarkan tumbuh bebas, dapat setinggi 7 m, akar dapat sedalam 4,5 m. Berkembang dengan rhizoma yang dapat sepanjang 1 m. Panjang daun 16 sampai 90 cm dan lebar 8 sampai 35 mm (Sutopo, 1988). Rumput gajah mempunyai perakaran dalam dan menyebar sehingga mampu menahan erosi serta dapat juga berfungsi untuk menutup permukaan tanah (Soegiri et. al, 1982).
Rumput gajah adalah tanaman tahunan, tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan berkembang dengan rhizoma untuk membentuk rumpun (Soedomo, 1985). Adaptasi rumput ini toleran terhadap berbagai jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi responsif terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan, tahan terhadap lindungan sedang dan berada pada curah hujan cukup, sekitar 1000 mm/tahun atau lebih. Kultur teknis rumput ini adalah bahan tanam berupa pols dan stek, interval pemotongan 40 – 60 hari, responsif terhadap pupuk nitrogen, campuran dengan legum seperti Centro dan Kudzu, produksinya 100 – 200 ton/ha/th (segar), 15 ton/ha/th (BK), renovasi 4 – 8 tahun (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput Gajah toleran terhadap berbagai jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi respon terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan, tahan terhadap lingkungan sedang dengan curah hujan cukup, 1000 mm/th atau lebih.
2.         Rumput Raja (Pennisetum purpupoides)
Rumput raja pertama kali dihasilkan di Afrika Selatan, termasuk dalam famili Graminae, sub famili Poanicoidea dan tribus Paniceae. Rumput raja termasuk tanaman perennial, beradaptasi dengan baik di daerah tropis, tanah tidak terlalu lembab dengan drainase yang baik. Rumput raja tumbuh tegak membentuk rumpun, tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai tinggi dengan curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm/th, tidak tahan naungan dan genangan air, hidup pada tanah dengan pH sekitar 5. Tanaman ini tidak dapat diperbanyak dengan menggunakan stek dengan panjang sekitar 25 – 30 cm atau 2 ruas.
Rumput Raja mempunyai ciri-ciri antara lain: tumbuh berumpun – rumpun, batang tebal, keras, helaian daun panjang dan ada bulu serta permukaan daunnya luas. Produksi rumput Raja segar dapat mencapai 40 ton /hektar sekali panen atau antara 200 – 250 ton/hektar/tahun. Tanaman rumput raja dapat dikombinasikan dengan tanaman legum agar karakternya lebih meningkat. Rumput raja berfungsi mencegah kerusakan tanah akibat erosi yang melanda permukaan tanah akibat sapuan air pada musim penghujan. Bahan tanaman rumput raja ada dua macam yaitu dengan stek dan robekan rumpun yang dapat tumbuh pada tempat sampai ketinggian 1500 meter dari permukaan air laut .
3.         Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
Rumput setaria atau yang dalam bahasa latin di sebut Setaria sphacelata merupakan salah satu jenis rumput yang berasal dari Afrika tropik dan dapat dikembangbiakkan dengan cara pols dan biji. Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun lebat, kuat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus pada bagian permukaan, daun lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal batang pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas.
Rumput ini ketika dewasa dapat mencapai ketingian 180 cm, tahan kering dan genangan, hidup pada ketinggian 1000 kaki, dan pada curah hujan 25 inchi pertahunnya. Rumput setaria yang dipotong pada umur 43 – 56 hari mempunyai kandungan bahan kering, lemak kasar, serat kasar, BETN, protein kasar, dan abu masing-masing sebesar 20,0%; 2,5%; 31,7%; 45,2%; 9,5%; dan 2,2 %. Pada kondisi optimum, Setaria memiliki kandungan protein kasar lebih dari 18 % dan serat kasar 25 %. Rumput setaria tumbuh baik pada curah hujan 750 mm/th atau lebih, toleran terhadap berbagai jenis tanah tetapi lebih suka pada tanah tekstur sedang, tahan genangan dan kering apabila lapisan olah dalam. Kultur teknisnya adalah bahan tanam berbentuk pols, biji (2 – 5 kg/ha), jarak tanam 70 x 90 cm, responsif terhadap pupuk nitrogen, pemotongan 35 – 40 hari (musim hujan) dan 60 hari (musim kemarau).
4.         Rumput Benggala (Panicum maximum)
Panicum maximum atau rumput Benggala atau disebut juga Guinea grass berasal dari Afrika tropik dan sub tropik. Rumput jenis ini dapat berfungsi sebagai penutup tanah, penggembalaan, ataupun diolah dalam bentuk hay dan silase (Reksohadiprodjo, 1985). Ciri tanaman ini adalah tumbuh tegak membentuk rumpun, tinggi dapat mencapai 1 – 1,8 m, daun lebih halus daripada rumput gajah, buku dan lidah daun berbuku, banyak membentuk anakan, bunga tersusun dalam malai dan berwarna hijau atau kekuningan, serta akar serabut dalam (Setyati,1980).
Panicum maximum juga tahan naungan, responsif terhadap pupuk nitrogen, dan juga tahan penggembalaan sehingga dapat dijadikan rumput potong ataupun pastura Pengelolaan tanaman ini dapat dilakukan dengan budidaya total, untuk perbanyakan tanaman ini dapat menggunakan biji 4 – 12 kg/ha atau dengan menggunakan sobekan rumput, jarak tanam yang sesuai adalah 60 x 60 cm (Soegiri et. al, 1982). Panicum maximum dapat ditanam bersama leguminosa Centrosema dengan perbandingan 4 – 6 kg Panicum per ha dan 2 – 3 kg Centro per ha atau dalam baris-baris berseling Pemotongan dapat dilakukan 40 – 60 hari sekali atau dengan kata lain pemotongan pertama dapat dilakukan 2 – 3 bulan. Pembongkaran kembali dapat dilakukan setelah 5 – 7 tahun (Widjajanto,1992). Panicum maximum mampu menghasilkan produksi biji 75 – 300 kg/ha dan menghasilkan produksi hijauan sebanyak 100 – 150 ton bahan kering per ha per tahun.
5.         Rumput  Australia (Paspalum dilatatum)
Rumput Australia atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Paspalum dilatatum merupakan salah satu jenis yang berasal dari Argentina (Amerika Selatan), masuk ke benua Australia pada tahun 1870 dan akhirnya meluas menjadi rumput benua Australia. Bahan penanaman adalah pols. Dapat tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat. Tetapi yang paling baik adalah pada tanah berat yang basah dan subur. Ketinggian 0-2.000 m (dataran rendah sampai pegunungan). Curah hujan tak kurang 900-1.200 mm/tahun.
Rumput Australia termasuk rumput berumur panjang, tumbuh tegak yang bisa mencapai tinggi 60-150 cm, berdaun rimbun yang berwarna hijau tua. Tanaman ini toleran terhadap kekeringan karena sistem perakarannya luas dan dalam serta tahan genangan air. Rumput ini merupakan rumput gembala yang baik, sebab tahan injak dan renggut serta merupakan rumput yang palatable (enak) dan banyak nilai gizinya. Sebagai rumput potong, rata-rata produksinya bisa mencapai 50-70 ton per tahun/Ha. Sehabis dilakukan pemotongan, rumput ini pertumbuhannya kembali sangat cepat. Sebagai rumput gembala ketinggian harus dipertahankan sekitar 30 cm.
6.         Rumput Kolonjono (Brachiaria mutica)
Rumput kolonjono atau yang dalam bahasa ilmiah disebut Brachiaria mutica merupakan salah satu jenis rumput berumur panjang dan termasuk dalam golongan rumput potong yang berasal dari daerah Afrika tropik  yang dapat hidup pada ketinggian 0 - 1.000 m dengan curah hujan lebih dari 1.000 mm/tahun serta padastruktur tanah sedang atau berat. Ciri – ciri rumput kolonjono yakni, tumbuh tegak sampai 60-90 cm dan tumbuh menjalar. Panjang batang bisa mencapai 4,5 m. Setiap buku pada stolon tumbuh akar dan tangkai daun. Baik pada batang maupun daun banyak terdapat bulu. Rumput ini tahan genangan air sebab memang rumput rawa, tahan terhadap tanah asam, atau netral, tetapi tak tahan tanah asin. Rumput kolonjono dapat dikembangbiakkan dengan pols dan stolon.
7.         Rumput Ruzi / Kongo (Brachiaria ruziziensis)
Rumput ruzi / kongo adalah salah satu jenis rumput berumur panjang yang berasal dari Kongo, dan Kenya (Afrika Tropis), yang dapat tumbuh baik pada hampir setiap jenis tanah dan pada ketinggian 0 - 1.000 m atau lebih dengan curah hujan sekitar 1.000 mm/tahun. Rumput ruzi / kongo termasuk dalam golongan rumput gembala ringan (domba dan kambing) karena kurang tahan injak dan renggut. Ciri – ciri rumput ruzi / kongo yakni tumbuh vertikal dan horizontal, membentuk hamparan dan mencapai tinggi 60-120 cm. Bagian batang yang menjalar bersinggungan dengan tanah (stolon), pada setiap buku stolonnya bisa tumbuh akar, bila kondisi memungkinkan. Perakarannya luas, tetapi dangkal, sehingga kurang tahan injak dan renggutan. Batang berwarna merah tua keunguan dan beruas pendek, sedang keadaan daunnya lebar dan berbulu halus, tanaman ini juga responsif terhadap pemupukan nitrogen. Rumput ruzi / kongo dapat dikembangbiakkan dengan pols dan stek.
8.         Rumput Meksiko (Euchlaena Mexicana)
Rumput meksiko merupakan salah satu jenis rumput yang berasal dari Amerika Tengah, Meksiko dengan ciri tumbuh tegak, batang dan daunnya lebar mirip tanaman jagung. Ketinggian tanaman mencapai 2,5 – 4 m, tanaman ini termasuk berumur pendek (annual), sistem perakarannya dalam dan luas, tumbuh baik pada daerah-daerah lembab atau tanah yang subur dengan ketinggian 0 - 1200 m dari permukaan laut dan curah hujan tidak kurang dari 1000 mm/tahun. Di dalam Rumput Mexico atau Euchlaena Mexicana terdapat presentase nutrisi dengan pebandingan protein kasar 9,16%, Lemak kasar 2,43%, dan BETN 47,33%.
9.         Rumput Signal (Brachiaria decumbens)
Rumput signal merupakan salah satu jenis golongan rumput gembala yang tumbuh menjalar dengan stolon membentuk hamparan lebat yang tingginya sekitar 30-45 cm, memiliki daun kaku dan pendek dengan ujung daun yang runcing, mudah berbunga dan bunga berbentuk seperti bendera Sutopo. Jenis rumput ini tumbuh baik pada kondisi curah hujan 1000-1500 mm/tahun dan merupakan jenis rumput penggembalaan terbaik di Kongo.
10.       Rumput Brachiaria (Bhachria Brizantha)
Rumput Brachiaria atau yang dalam bahasa latin di sebut Brachiaria brizantha merupakan salah satu jenis rumput yang berasal dari Afrika yang dapat dikembangbiakkan menggunakan pols. Rumput Brachiaria dapat hidup dan tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi, ketinggian 0 - 1200 m
v  LEGUMINOSA
1.      Sentro (Centrosema pubescens)
Centrosema pubescens berasal dari Amerika selatan tropis dan memiliki fungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman sela, dan pencegah erosi. Legum Centrosema pubescens termasuk sub familia Papiloniceae dari famili Leguminoceae (Soedomo, 1985). Batang Centro panjang dan sering berakar pada bukunya, tiap tangkai berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu halus pada kedua permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji (Widjajanto, 1992). Centrosema pubescens tumbuh dengan membelit pada tanaman lain atau menjalar di pagar dan juga menjalar bersama–sama dengan rumput menutupi permukaan tanah. Batang panjang, sering berakar pada bukunya, daun dengan tiga anak daun yang berbentuk telur dengan ujung tajam, berambut, panjangnya 5 – 12 cm dan lebar 3 – 10 cm (Susetyo, 1985).
2.      Kalopo (Calopogonium mucunoides)
Calopogonium muconoides berasal dari Amerika Selatan Tropik bersifat perennial, merambat membelit dan hidup di daerah – daerah yang tinggi kelembabannya (Reksohadiprodjo, 1985). Pertumbuhan kalopo menjalar, merambat, tidak tahan terhadap penggembalaan, tidak tahan naungan yang lebat akan tetapi dapat tumbuh dengan baik didaerah yang lembab (Sukamto, 2006).
Kalopo memiliki batang lunak ditumbuhi bulu-bulu panjang berwarna cokelat dan daunnya ditutupi oleh bulu halus berwarna cokelat keemasan, sehingga kurang disukai oleh ternak (Soegiri et. al ,1982). Kalopo biasa dikembangbiakkan dengan dengan biji dan mampu tumbuh baik pada tanah sedang sampai berat pada ketinggian 200 – 1000 m diatas permukan laut dan membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 1270 mm (Reksohadiprodjo, 1985).
3.      Gamal (Gliricidia sepium)
Gamal adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, perakaran kuat dan dalam (Syarief, 1986). Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 – 30 oC dengan ketinggian tempat antara 750 – 1200 m. Tanaman ini mampu hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/thn dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985). Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tanaman dibuat 2 – 2,5 m antar baris. Tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang. Kulit batangnya mudah sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun dalam rangkaian dengan warna merah muda keputihan. (Reksohadiprodjo, 1985). Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas bahan kering 23%; protein kasar 25,2%; lemak 4,9%; BETN 55,5% (Rukmana, 2005).
4.      Turi (Sesbania grandiflora)
Turi atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Sesbania grandiflora merupakan tanaman jenis leguminosa pohon yang dapat tumbuh dengan baik di tanah yang tidak subur, terkadang juga dapat tumbuh pada tanah yang banyak genangan air dengan ketinggian dibawah 1500 di atas permukaan laut. Turi dapat tumbuh hingga ketinggian 10 meter. Akarnya berbintil-bintil sehinga dapat menyuburkan tanah. Bunganya berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda atau putih.  Turi pada umumnya banyak dimanfaatkan sebagai pohon pelindung karena tumbuhnya yang merambat.
Turi banyak mengandung protein yang tinggi dan berkualitas. Tiap 100 gram berat kering, daun turi mengandung 36% protein kasar dan serat kasar yang rendah antara dibawah 18 %.  Namun demikian daun turi memiliki kandungan zat anti nutrisi yaitu saponin dan tanin.
5.      Kaliandra (Calliandra calothrysus)
Tinggi tanaman (pohon) kaliandra dapat mencapai 8 m. tanaman kaliandra dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah dan air.Manfaat kaliandra pada makanan ternak adalah sebagai bank protein. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah. Daun kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung makanan ternak kambing.
6.      Lamtoro (Leucaena glauca)
Lamtoro atau yang dalam bahasa ilmiah disebut Leucaena glauca merupakan tanaman jenis leguminosa pohon yang berasal dari Amerika tengah, Amerika selatan dan Kepulauan Pasifik. Lamtoro sering digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi dan mampu tumbuh pada daerah dataran rendah sampai dengan 500 m di atas permukaan air laut dengan curah hujan lebih dari 760 mm/th.
Lamtoro dapat tumbuh hingga tinggi 20m. Percabangan rendah, banyak, dengan warna kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting-ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat. Lamtoro memiliki daun majemuk menyirip rangkap, sirip 3 - 10 pasang. Anak daun tiap sirip 5 - 20 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang, 6 – 16 (-21) mm × 1 – 2 (-5) mm, dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai. Bunga majemuk berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2 - 6 bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100 - 180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12 - 21 mm, di atas tangkai sepanjang 2 - 5 cm. Bunga kecil-kecil, berbilangan 5; tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, lk 3 mm; mahkota bentuk solet, lk. 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai, lk 1 cm, lepas-lepas. Buah polong bentuk pita lurus, pipih dan tipis, 14 - 26 cm × 1.5 - 2 cm, dengan sekat-sekat di antara biji, hijau dan akhirnya coklat kering jika masak, memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 15 - 30 biji yang terletak melintang dalam polongan, bundar telur terbalik, coklat tua mengkilap, 6 - 10 mm × 3 - 4.5 mm.
7.      Puero (Pueraria phaseoloides)
Puero (Pueraria phaseoloides) memiliki kultur teknis dikembangbiakkan dengan biji (Susilo, 1991). Puero termasuk tanaman jenis legum berumur panjang, yang berasal dari daerah subtropis, tetapi bisa hidup di daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi. Tanaman ini tumbuh menjalar dan memanjat (membelit), bisa membentuk hamparan setinggi 60–75 cm (Sutopo, 1985). Puero berasal dari India Timur, siklus hidupnya perenial. Ciri-cirinya tumbuh merambat, membelit dan memanjat. Sifat perakarannya dalam, daun muda tertutup bulu berwarna coklat, daunnya berwarna hijau tua dan bunganya berwarna ungu kebiruan (Soegiri et al., 1982).
8.      Orok-orok (Crotalaria juncea)
Crotalaria juncea L, meruapakan species yang tinggi nilainya, karena bermanfaat sebagai pupuk hijau, pakan ternak, dan produksi serat yang mempunyai peranan penting untuk dipakai sebagai bahan untuk industri kertas (Bang, 1990). Ciri-ciri tanaman ini adalah batangnya tumbuh tegak lurus, berbentuk bulat dan sedikit di atas permukaan tanah melebar. Warna kulit batang hijau muda atau hijau kekuning-kuningan. Cabangnya tumbuh memancar dan terdapat sepanjang batang dari pangkal sampai ujung. Tinggi batang, dari tanah sampai ujung, berdaun tunggal dan letaknya tersebar. Tangkai daun pendek, sedangkan daunnya berbentuk taji dengan tepi yang rata dengan ukuran panjang 3,5 sampai 5 cm dan lebar 0,75 sampai 1,95cm. Daun berwarna hijau muda berbulu halus seperti beludru, baik pada helaian atas maupun bawah dan berakhir pada ujung helaian daun (Joenoes, 1978).



BAB IV
PENUTUP
A.     Kesimpulan

Sebagai makanan ternak, hijauan memegang peranan sangat penting, sebab hijauan mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan ternak, khususnya di Indonesia, bahan makanan hijauan memegang peranan istimewa, karena bahan tersebut diberikan dalam jumlah yang besar.  Kesemuanya ini dapat dibuktikan, bahwa ternak seperti kerbau, sapi, domba dan kambing yang diberi makanan hijauan sebagai bahan makanan tunggal, masih bisa mempertahankan hidupnya, bahkan mampu tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Pakan hijauan ternak itu sendiri terdiri dari rumput-rumputan dan legum dimana keduanya mempumyai kandungan dan nutrisi yang berbeda-beda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN UMB UNTUK PAKAN TERNAK

LAPORAN PERENCANAAN USAHA AGRIBISNIS “PRAKTIKUM TEKNOLOGI PAKAN TERNAK” Dosen Pengampu : Ir. Andang Andiani Listyowati, M.Si                                                                          Oleh :             Nisaul Fitri              (062417898) (26) KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG 2017/2018 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-...

MAKALAH BANGSA-BANGSA TERNAK

MAKALAH BANGSA-BANGSA TERNAK (AYAM, ITIK, PUYUH DAN KELINCI) Oleh Nisaul Fitri NIRM: 06 24 17 898 POLITEKNIK   PEMBANGUNAN  PERTANIAN  YOGYAKARTA  MAGELANG JURUSAN  PETERNAKAN 2018 BAB I. PENDAHULUAN A.                Latar Belakang Bangsa-bangsa hewan ternak merupakan bagian dari kelompok yang sama atau hampir sama, dimana sifat sifat tersebut dapat diturunkan kepada keturunannya. Standar klasifikasi disebut kelas (class) biasanya dipergunakan untuk menunjukkan golongan bangsa yang berada disuatu daerah tertentu yang diakui oleh dunia internasional. Hewan ternak adalah hewan yang sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, bahan baku industri atau sebagainya sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan.  Ternak dapat berupa binatang apapun, tapi dal...

MAKALAH PERMASALAHAN PAKAN DI INDONESIA

MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS “PERMASALAHAN PAKAN TERNAK DI INDONESIA”                                                                          Oleh :             Nisaul Fitri              (062417898) (26) KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG 2017/2018 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapa...