MANAJEMEN PEMASARAN AGRIBISNIS
I.
PENGANTAR MATERI
1.
Deskripsi
Singkat
Minggu ke
enam dan tuju perkuliahan
menjelaskan tentang pengertian pemasaran, konsep pemasaran,
pengertian pasar dan jenis-jenis pasar, ruang lingkup pemasaran produk
agribisnis, dan pemasaran produk
agribisnis.
2.
Manfaat
Pembelajaran
Pemahaman tentang pengertian pemasaran, konsep pemasaran, pengertian pasar dan
jenis-jenis pasar, ruang lingkup pemasaran produk agribisnis, dan pemasaran
produk agribisnis bermanfaat bagi
mahasiswa untuk memahami dan menyadari betapa
pentingnya pemahaman tentang pasar dan pemasaran serta memahami betapa luasnya
ruang lingkup pemasaran produk agribisnis.
3.
Capaian
Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu:
1.
menjelaskan pengertian pemasaran;
2.
menjelaskan konsep pemasaran
3.
menjelaskan pengertian pasar dan
jenis-jenis pasar
4.
menjelaskan ruang lingkup pemasaran
produk agribisnis,
5.
menjelaskan pemasaran produk
agribinsis
6.
dapat memberi solusi untuk memecahkan
permasalahan pemasaran produk agribisnis.
7.
Dapat menentukan strategi bersaing
pemasaran produk agribisnis untuk menjaring pasar ekspor.
4.
Metode Pembelajaran
a.
Ceramah/Kuliah
b.
Diskusi
c.
Penugasan
B.
MATERI PEMBELAJARAN
1.
Pengertian
Pemasaran Hasil
Pertanian
Agar kita memahami apa arti
pemasaran secara luas terlebih dahulu marilah kita cermati dulu beberapa
definisi atau pengertian pemasaran yang disampaikan oleh para ahli.
Kotler.P. (1984)
mengutarakan definisi pemasaran sebagai berikut: “ Marketing is a social prosess by which individuals and groups obtain
what they need and want through creating and exchanging products and values
with others”. Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu atau
sekelompok orang memperoleh kebutuhan dan kepuasannya dengan cara penciptaan
dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain. Di dalam definisi ini
mengandung ada beberapa istilah penting yang harus dipahami, yaitu kebutuhan,
keinginan dan permintaan; produk, nilai, dan kepuasan; transaksi dan pertukaran;
dan pasar, dan pemasar.
Menurut American Marketing
Association (AMA) dalam Slamet F.dkk (2016)
pemasaran adalah sebuah fungsi organisasi dan sekelompok proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan dan
untuk mengelola hubungan dengan pelanggan dalam cara yang menguntungkan
organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa, “pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penciptaan dan
penyaluran produk dan atau jasa sehingga
dapat dibeli dan dinikmati konsumen melalui proses tukar-menukar”.
a. Konsep
Pemasaran
Konsep pemasaran digambar
oleh Philip Kotler (1984)
sebagaimana gambar 4 di bawah
ini:
![]() |
Gambar 4. Konsep Pemasaran
Pemasaran dimulai dengan
pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.
Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi
kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan
terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya, tapi juga
ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah
dibawa. Karena itu, manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan
kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan
kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai
dari pemenuhan produk (product),
penetapan harga (price), pengiriman
barang (place), dan mempromosikan
barang (promotion). Seseorang yang
bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini
sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan
pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama
pihak konsumen yang dituju.
Pemasaran adalah merupakan
suatu sistem yang di dalamnya mengandung komponen-komponen inti meluputi:
kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, produksi, utilitas, nilai dan
kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasar dan pasar. Kita
dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan
merupakan tuntutan dasar manusia. Orang membutuhkan makanan, udara, air,
pakaian, dan tempat tinggal. Orang juga membutuhkan rekreasi, pendidikan, dan
hiburan. Kebutuhan itu menjadi keinginan bila diarahkan ke objek tertentu yang
mungkin dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Orang Amerika membutuhkan makanan
tetapi menginginkan hamburger, kentang goreng, dan minuman ringan. Keinginan
dibentuk oleh lingkungan masyarakat seseorang. Permintaan adalah keinginan akan
produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membeli. Masing-masing komponen dalam sistem pemasaran dapat dijelaskan sebagai
berikut:
b.
Kebutuhan, keinginan dan permintaan
Kebutuhan
manusia adalah tuntutan dasar manusia yang harus dipenuhi. Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tertentu.
Sedangkan permintaan
adalah keinginan akan sesuatu produk yang didukung dengan kemampuan serta
kesediaan untuk membeli..
C.
Produk, produksi, dan utilitas
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan manusia, baik dalam bentuk barang ataupun
jasa. Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan dalam
rangka meningkatkan nilai guna sehingga lebih bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Utilitas atau nilai guna adalah kepuasan dan
kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi barang atau jasa.
D.
Nilai, biaya dan kepuasan
Nilai
didefinisikan sebagai perkiraan konsumen tentang kemampuan total suatu produk
untuk memenuhi kebutuhannya. Nilai suatu produk tergantung dari seberapa jauh
produk tersebut dapat memberikan kepuasan terhadap
konsumen. Biaya adalah semua korbanan ekonomi yang dikeluarkan dalam rangka
untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang diterima
dengan kinerja (hasil) produk yang diinginkan.
E.
Pertukaran, dan transaksi
Pertukaran didefinisikan sebagai cara untuk
mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan
sesuatu sebagai gantinya.
Lima syarat yang harus
dipenuhi agar terjadinya pertukaran :
1)
Adanya
sekurang-kurangnya dua pihak.
2)
Masing-masing
pihak memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainnya.
3)
Masing-masing
pihak dapat berkomunikai dan menyerahkan barang.
4)
Masing-masing
pihak bebas menerima atau menolak penawaran yang ada.
5)
Masing-masing
pihak memang menginginkan dan bersedia berurusan dengan pihak lainnya.
Transaksi merupakan bagian
pokok terkecil dari pertukaran. Ada beberapa aspek dalam transaksi : sedikitnya ada dua
barang yang memiliki nilai, syarat-syarat yang disetujui, waktu persetujuan dan
tempat persetujuan..
F.
Pasar
Pasar terdiri
dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu
serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan itu.
G.
Pemasar
Pemasar
adalah orang yang mencari sumber daya dari orang lain dan mau menawarkan
sesuatu yang bernilai untuk itu.
Menurut
Buchari Alma. (2005) bahwa konsep pemasaran yang berkembang ada lima, yaitu
konsep produksi (Production Concept);
konsep produk (Product Concept);
konsep penjualan (Selling Concept);
konsep pemasaran (Marketing Concept);
dan konsep sosial (Social Concept).
1)
Konsep
Produksi (Production Concept).
Konsep
produksi bertitik tolak dari anggapan, bahwa konsumen menginginkan produk yang
harganya murah dan mudah didapat di mana-mana. Produsen yang menganut konsep
ini akan membuat produksi secara masal, dengan menekan biaya seefisien mungkin
sehingga harga pokok penjualan bisa ditekan dan harga jual lebih rendah dari
pesaing.
Produsen
akan mendistribusikan hasil produksinya ke segala penjuru tempat agar mudah
diperoleh oleh konsumen. Konsep ini merupakan langkah awal produsen dalam usaha
menguasai pasar. Konsep ini akan berhasil bila di pasar tidak begitu ada
pesaing, dan konsumen belum memperhatikan kualitas, tetapi yang penting
terpenuhi kebutuhannya (needs) dan belum memperhatikan keinginan (wants).
2)
Konsep
Produk (Production Concept)
Konsep
produk beranggapan bahwa konsumen akan selalu memperhatikan mutu dari berbagai
barang yang dibeli sehingga konsumen akan selalu mencari barang yang bermutu
baik. Produsen yang menganut konsep ini akan selalu memusatkan perhatiannya
pada teknik pembuatan produk sehingga menghasilkan produk yang bermutu baik.
Produsen hanya memproduksi barang sesuai denga selera produsen sendiri, belum
memperhatikan selera konsumen. Dalam menghasilkan produk ibaratnya orang
bercermin yang hanya melihat dirinya sendiri. Maksudnya , produsen hanya
membuat produk yang sesuai dengan seleranya sendiri.
Konsep
ini akan berhasil apabila diterapkan pada saat barang masih langka di pasaran,
atau bila konsumen mengetahui perbedaan mutu berbagai macam barang.
3)
Konsep
Penjualan (Selling Concept)
Konsep
ini beranggapan bahwa konsumen akan mau membeli barang, jika mereka dirangsang
untuk membeli. Oleh karena itu perusahaan akan melakukan promosi besar-besaran
dalam rangka merangsang konsumen untuk membeli.
Premis
yang mendasari konsep penjualan ini adalah:
a) Konsumen
cenderung menolak membeli barang yang tidak penting oleh sebab itu mereka harus
didorong untuk membeli;
b) Konsumen
dapat dipengaruhi melalui stimulasi promosi;
c) Tugas
produsen adalah mendorong penjualan.
4)
Konsep
Pemasaran (Marketing Concept)
Dalam
konsep ini, produsen tidak hanya sekedar
membuat barang, dan juga tidak hanya melancrakan promosi, tetapi produsen
membuat produk sesuai dengan selera konsumen. Produsen selalu memperhatikan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Konsep
ini beranggapan bahwa konsumen dalam membeli barang tidak hanya berdasarkan
keadaan fisik barang, tetapi juga mengharapkan barang yang dibeli sesuai dengan
keinginannya. Jika keinginan ini bisa terpuaskan, maka kegiatan pemasaran
perusahaan akan mencapai sukses.
Premis
yang mendasari konsep pemasaran ini adalah:
a) Konsumen
akan memilih barang yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
b) Konsumen
dapat dikelompokkan berdasarkan kebutuhan dan keinginannya.
c) Tugas
perusahaan adalah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta
mengembangkan program pemasaran yang efektif.
Perusahaan
yang menganut konsep ini, terlihat pada semboyan promosinya yang berbunyi:
a) Kepuasan
Anda dambaan kami.
b) Jika
Anda puas beritahu teman, jika Anda tidak puas beritahu kami.
c) Kami
ada karena Anda.
5)
Konsep
Pemasaran Berwawasan Sosial (Social
Concept Responsibility)
Konsep
ini beranggapan, bahwa produsen dalam menghasilkan produk selain harus bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, juga harus memperhatikan perbaikan mutu kehidupan masyarakat.
Dala menghasilkan barang, produsen harus menggunakan sumberdaya alam secara
bertanggung jawab, selalu memperhatikan kebersihan air dan kebersihan udara
dari ancaman polusi, serta menghasilkan barang yang tidak merusah kesehatan
masyarakat.
Premis
yang mendasari produsen untuk mengembangkan responsibility ini adalah:
a) Gejala
konsumerisme akan muncul apabila masyarakat memperoleh barang yang tidak baik
dan mendapat layanan yang kurang memuaskan.
b) Masyarakat
selalu menuntut tanggung jawab perusahaan, begitu mereka mendapat perlakuan
yang kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu.
c) Anggota
masyarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap produk yang
mereka beli.
Philip
Kotler (1984) mendifinisikan konsep pemasaran berwawasan sosial sebagai berikut:
“ The social marketing concept holds that
the organization’stask is to determine the needs, wants, and interests of
target marketsand to deliver the desired satisfaction more effectively and
efficientlythan competitorsin a way that preserversor enhances the consumer’s
and the sociaty’s well-being”.
Artinya
konsep pemasaran berwawasan sosial adalah konsep yang berusaha memenuhi
kebutuhan, keinginan dan minat konsumen sehingga dapat memenuhi kepuasan
konsumen secara efisien dan efektif dan membuat kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik.
2.
Ruang Lingkup Pemasaran Produk Agribisnis
Sasaran akhir dari kegiatan
pemasaran produk agribisnis adalah
sampainya produk agribisnis tersebut ke tangan konsumen dan konsumen
mendapatkan kepuasan karena terpenuhi kebutuhan dan keinginnya. Untuk itu perlu
ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam pemasaran produk agribisnis,
yang dinyatakan sebagai fungsi pemasaran produk agribisnis.
a.
Fungsi pemasaran ini menurut Firdaus. M (2008)
di kelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:
1)
Fungsi
penyediaan sarana (the facilitating
function), meliputi:
a) Informasi pasar (market
information)
b) Penanggungan resiko (risk taking)
c) Pengumpulan (collection)
d) Komunikasi (communication)
e) Standarisasi (standardization)
dan penyortiran (grading), dan
f) Pembiayaan (financing)
2). Fungsi fisik (
function of physical supply), meliputi:
a)
Pengangkutan
(Transfortation)
b)
Penyimpanan
/ pergudangan (storage/ warehousing)
c)
Pemrosesan
(processing)
d)
Fungsi
Pertukaran (exchange function),
terdiri dari
3)
Fungsi
pembelian (purchase)
4)
Fungsi
penjualan (selling)
b.
Pemasaran
Produk Agribisnis
Pemasaran produk agribisnis
adalah suatu proses atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen terhadap produk agribisnis melalui penciptaan dan penyaluran produk
dan atau jasa agribisnis sehingga dapat
dibeli dan dinikmati konsumen melalui proses tukar-menukar.
Pemasaran produk agribisnis merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat
subsistem grading, prosesing, standardisasi, transfortasi, transaksi,
pertukaran dan informasi. Sebagai suatu sistem,
pemasaran produk agribisnis mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1)
Sistem
pemasaran produk agribisnis mempunyai
tujuan spesifik yang ingin dicapai, ada kriteria
normatif dari masyarakat.
2)
Untuk mencapai
tujuan tersebut , pemasaran produk agribisnis mempunyai beberapa komponen yang melaksanakan bebagai fungsi : grading, prosesing,
stadarisasi, transportasi, transaksi, pertukaran dan informasi pasar.
3)
Sistem
pemasaran produk agribisnis mempunyai
dimensi ruang dan waktu.
4)
Sistem
pemasaran produk agribisnis membutuhkan
pengaturan atas keberadaan fungsi –fungsi pemasaran.
c.
Permasalahan
Pemasaran Produk Agribisnis
Ruang lingkup usaha
agribisnis sangat luas, mulai dari usaha di sub-sistem sarana produksi
pertania; usahatani, pengolahan hasil pertania, pemasaran hasil pertania sampai
dengan usaha di susistem penunjang. Selain itu, keluasan usaha agribisnis juga
bisa dilihat skala usaha yang dijalankan, mulai dari usaha mikro, usaha kecil,
usaha menengah sampai dengan usaha besar. Luasnya ruang lingkup agribisnis ini
sangat mempengaruhi pemasarannya. Pemasaran produk agribisnis pada usaha
menengah dan usaha besar tidak begitu mengalami permasalahan. Tetapi untuk
agribisnis skala kecil dan menengah banyak mengalami permasalaha. Masalah utama
yang dihadapi pada pemasaran produk agribisnis sekala kecil kecil dan mikro meliputi,
antara lain:
d.
Kesinambungan
produksi
Salah satu penyebab
timbulnya berbagai masalah pemasaran produk agribisnis berhubungan dengan sifat
dan ciri khas produk pertanian, yaitu:
Pertama, volume produksi yang
kecil karena diusahakan dengan skala usaha kecil (small scale farming).
Pada umumnya petani melakukan kegiatan usaha tani dengan luas lahan yang
sempit, yaitu kurang dari 0,5 ha. Di samping itu, teknologi yang digunakan
masih sederhana dan belum dikelola secara intensif, sehingga produksinya belum
optimal;
Kedua, produksi bersifat
musiman sehingga hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu. Kondisi tersebut mengakibatkan
pada saat musim, produk yang dihasilkan
melimpah sehingga harga jual produk tersebut cenderung menurun. Sebaliknya pada
saat tidak musim, produk yang tersedia
terbatas dan harga jual melambung tinggi, sehingga pedagang-pedagang pengumpul
harus menyediakan modal yang cukup besar untuk membeli produk tersebut. Bahkan
pada saat-saat tertentu produk tersebut tidak tersedia sehingga perlu
didatangkan dari daerah lain;
Ketiga, lokasi usaha tani
yang terpencar-pencar sehingga menyulitkan dalam proses pengumpulan produk. Hal
ini disebabkan karena letak lokasi usaha tani antara satu petani dengan petani
lain berjauhan dan mereka selalu berusaha untuk mencari lokasi penanaman yang
sesuai dengan keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman yang diusahakan.
Kondisi tersebut menyulitkan pedagang pengumpul dalam hal pengumpulan dan
pengangkutan, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan
produk yang dihasilkan petani. Kondisi tersebut akan memperbesar biaya
pemasaran;
Keempat, sifat produk
pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan banyak tempat. Hal ini
menyebabkan ada pedagang-pedagang tertentu yang tidak mampu menjual produk
pertanian, karena secara ekonomis lebih menguntungkan menjual produk industri
(agroindustri).
e.
Kurang
memadainya pasar
Kurang memadainya pasar
yang dimaksud berhubungan dengan cara penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga
cara penetapan harga jual produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga yang
berlaku; tawar-menawar; dan borongan. Pemasaran sesuai dengan harga yang
berlaku tergantung pada penawaran dan permintaan yang mengikuti mekanisme
pasar. Penetapan harga melalui tawar-menawar lebih bersifat kekeluargaan,
apabila tercapai kesepakatan antara penjual dan pembeli maka transaksi terlaksana.
Praktik pemasaran dengan cara borongan terjadi karena keadaan keuangan petani yang
masih lemah. Cara ini terjadi melalui pedagang perantara. Pedagang perantara
ini membeli produk dengan jalan memberikan uang muka kepada petani. Hal ini
dilakukan sebagai jaminan terhadap produk yang diingini pedagang bersangkutan,
sehingga petani tidak berkesempatan untuk menjualnya kepada pedagang lain.
f.
Panjangnya
saluran pemasaran
Panjangnya saluran
pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan (marjin pemasaran yang
tinggi) serta ada bagian yang dikeluarkan sebagai keuntungan pedagang. Hal
tersebut cenderung memperkecil bagian yang diterima petani dan memperbesar biaya
yang dibayarkan konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan
jumlah pedagang perantara yang harus dilalui mulai dari petani sampai ke
konsumen akhir.
g.
Rendahnya
kemampuan tawar-menawar
Kemampuan petani dalam
penawaran produk yang dihasilkan masih terbatas karena keterbatasan modal yang
dimiliki, sehingga ada kecenderungan produk-produk yang dihasilkan dijual
dengan harga yang rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan
besar pada umumnya adalah pihak pedagang. Keterbatasan modal tersebut
berhubungan dengan: Pertama, sikap mental petani yang suka mendapatkan pinjaman
kepada tengkulak dan pedagang perantara. Hal ini menyebabkan tingkat
ketergantungan petani yang tinggi pada pedagang perantara, sehingga petani
selalu berada dalam posisi yang lemah; Kedua, fasilitas perkreditan yang
disediakan pemerintah belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Ada beberapa
faktor yang menyebabkannya antara lain belum tahu tentang prosedur pinjaman,
letak lembaga perkreditan yang jauh dari tempat tinggal, tidak mampu memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan. Di samping itu khawatir terhadap risiko dan ketidakpastian
selama proses produksi sehingga pada waktunya tidak mampu mengembalikan kredit.
Ini menunjukkan pengetahuan dan pemahaman petani tentang masalah perkreditan
masih terbatas, serta tingkat kepercayaan petani yang masih rendah.
h.
Berfluktuasinya
harga
Harga produk agribisnis
yang selalu berfluktuasi tergantung dari perubahan yang terjadi pada permintaan
dan penawaran. Naik turunnya harga dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu per
bulan, per minggu bahkan per hari atau dapat pula terjadi dalam jangka panjang.
Untuk komoditas pertanian
yang cepat rusak seperti sayur-sayuran dan buah-buahan pengaruh perubahan
permintaan pasar kadang-kadang sangat menyolok sekali sehingga harga yang
berlaku berubah dengan cepat. Hal ini dapat diamati perubahan harga pasar yang
berbeda pada pagi, siang dan sore hari. Pada saat musim produk melimpah harga
rendah, sebaliknya pada saat tidak musim harga meningkat drastis. Keadaan
tersebut menyebabkan petani sulit dalam melakukan perencanaan produksi, begitu
juga dengan pedagang sulit dalam memperkirakan permintaan.
i.
Kurang
tersedianya informasi pasar
Informasi pasar merupakan faktor
yang menentukan apa yang diproduksi, di mana, mengapa, bagaimana dan untuk
siapa produk dijual dengan keuntungan terbaik. Oleh sebab itu informasi pasar
yang tepat dapat mengurangi resiko usaha sehingga pedagang dapat beroperasi
dengan margin pemasaran yang rendah dan memberikan keuntungan bagi pedagang itu
sendiri, produsen dan konsumen. Keterbatasan informasi pasar terkait dengan letak
lokasi usaha tani yang terpencil, pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis
data yang masih kurang dan lain sebagainya. Di samping itu, dengan pendidikan
formal masyarakat khususnya petani masih sangat rendah menyebabkan kemampuan
untuk mencerna atau menganalisis sumber informasi sangat terbatas. Kondisi
tersebut menyebabkan usaha tani dilakukan tanpa melalui perencanaan yang matang.
Begitu pula pedagang tidak mengetahui kondisi pasar dengan baik, terutama
kondisi makro.
j.
Kurang
jelasnya jaringan pemasaran
Produsen dan/atau pedagang
dari daerah sulit untuk menembus jaringan pemasaran yang ada di daerah lain
karena pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan pemasaran tersebut dan tempat
kegiatan berlangsung tidak diketahui.
Di samping itu, tidak
diketahui pula aturan-aturan yang berlaku dalam sistem tersebut. Hal ini
menyebabkan produksi yang dihasilkan mengalami hambatan dalam hal perluasan
jaringan pemasaran. Pada umumnya suatu jaringan pemasaran yang ada antara produsen
dan pedagang memiliki suatu kesepakatan yang membentuk suatu ikatan yang kuat.
Kesepakatan tersebut merupakan suatu rahasia tidak tertulis yang sulit untuk
diketahui oleh pihak lain.
k.
Rendahnya
kualitas produksi
Rendahnya kualitas produk
yang dihasilkan karena penanganan yang dilakukan belum intensif. Masalah mutu
ini timbul karena penanganan kegiatan mulai dari pra panen sampai dengan panen
yang belum dilakukan dengan baik. Masalah mutu produk yang dihasilkan juga
ditentukan pada kegiatan pasca panen, seperti melalui standarisasi dan grading.
Standarisasi dapat memperlancar proses muat-bongkar dan menghemat ruangan.
Grading dapat menghilangkan keperluan inspeksi, memudahkan perbandingan harga, mengurangi
praktek kecurangan, dan mempercepat terjadinya proses jual beli.
Dengan demikian kedua
kegiatan tersebut dapat melindungi barang dari kerusakan, di samping itu juga
mengurangi biaya angkut dan biaya penyimpanan. Namun demikian kedua kegiatan
tersebut sulit dilakukan untuk produksi produk agribisnis yang cepat rusak.
Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi antara lain mutu produk dapat
berubah setelah berada di tempat tujuan, susut dan/atau rusak karena pengangkutan,
penanganan dan penyimpanan. Hal ini menyebabkan produk yang sebelumnya telah
diklasifikasikan berdasarkan mutu tertentu sesuai dengan permintaan dapat
berubah sehingga dapat saja ditolak atau dibeli dengan harga yang lebih murah.
l.
Rendahnya
kualitas sumberdaya manusia
Masalah pemasaran yang tak
kalah pentingnya adalah rendahnya mutu sumberdaya manusia, khususnya di daerah
pedesaan. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini tidak pula didukung oleh
fasilitas pelatihan yang memadai, sehingga penanganan produk mulai dari pra
panen sampai ke pasca panen dan pemasaran tidak dilakukan dengan baik. Di
samping itu, pembinaan petani selama ini lebih banyak kepada praktek budidaya
dan belum mengarah kepada praktek pemasaran. Hal ini menyebabkan pengetahuan
petani tentang pemasaran tetap saja kuarang, sehingga subsistem pemasaran
menjadi yang paling lemah dan perlu dibangun dalam sistem agribisnis (Syahza.
A, 2002a).
Kondisi yang hampir sama
juga terjadi di perkotaan, yaitu kemampuan para pedagang perantara juga masih
terbatas. Hal ini dapat diamati dari kemampuan melakukan negosiasi dengan mitra
dagang dan mitra usaha yang bertaraf modern (swalayan, supermarket, restoran,
hotel) masih langka. Padahal pasar modern merupakan peluang produk pertanian
yang sangat bagus karena memberikan nilai tambah yang tinggi.
3.
Pemasaran
Domestik dan Pemasaran Internasional
a.
Paradigma
Baru Pemasaran Produk Agribisnis
Untuk mengatasi masalah
pemasaran produk pertanian yang dialami oleh petani, maka perlu dipikirkan
paradigma baru dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu alternatif
pemecahannya adalah memberdayakan lembaga ekonomi pedesaan yaitu koperasi.
Untuk mengembangkan usaha
agribisnis skala kecil perlu dibentuk koperasi. Tanpa koperasi tidak mungkin
agribisnis kecil dapat berkembang. Koperasi inilah yang akan berhubungan dengan
pengusaha besar. Dari sisi lain Wijaya. S (2002) mengungkapkan, manfaat
berkoperasi: 1) membantu meningkatkan standar sosial ekonomi di daerah dengan
memanfaatkan potensi dan penyerapan tenaga kerja; 2) bermanfaat langsung,
karena sesuai dengan kehidupan masyarakat pedesaan; dan 3) ekonomi pedesan bisa
tumbuh karena koperasi berakar kuat di pedesaan.
Koperasi merupakan badan
usaha di pedesaan dan pelaksana penuh subsistem agribisnis. Dari sisi lain
koperasi juga merupakan pedagang perantara dari produk pertanian yang
dihasilkan oleh anggotanya. Koperasi berfungsi sebagai lembaga pemasaran dari
produk pertanian. Dalam koperasi dilakukan pengolahan hasil (sortiran, pengolahan,
pengepakan, pemberian label, dan penyimpanan) sesuai dengan permintaan dan
kebutuhan pasar.
Koperasi juga berperan
sebagai media informasi pasar, apakah menyangkut dengan peluang pasar,
perkembangan harga, dan daya beli pasar. Melalui informasi pasar koperasi harus
dapat menciptakan peluang pasar produk-produk pertanian, sehingga petani tidak
ragu untuk melakukan kegiatan usaha tani mereka karena ada jaminan dari
koperasi bahwa produk mereka akan ditampung. Kegiatan ini akan merangsang
partisipasi anggota terhadap koperasi, yang pada hakikatnya terjadi
kesinambungan usaha koperasi. Melalui koperasi masalah yang dihadapi oleh
petani dapat teratasi.
Paradigma baru pemasaran
produk pertanian yang berbasis agribisnis dapat dilihat pada gambar peraga yang
disajikan (Gambar 2). Investasi yang dilakukan oleh koperasi berupa
transportasi, mesin pengolah produk pertanian (agroindustri) di pedesaan, mesin
dan alat pertanian harus berupa penanaman modal atas nama anggota. Artinya
setiap anggota mempunyai saham kepemilikan aset koperasi. Dengan demikian
konsep agroestat di pedesaan dapat berkembang (Syahza. A, 2002b).
Koperasi juga berperan
sebagai penyedia kredit yang diperoleh dari lembaga perkreditan dan pengusaha.
Pemberian kredit ini didasarkan kepada bentuk usaha pertanian yang
mengembangkan komoditi unggulan dan punya peluang pasar. Tingkat pengembalian
kredit oleh petani dapat dilakukan melalui pemotongan penjualan produk
agribisnis kepada koperasi. Kegiatan unit usaha ini akan menimbulkan multiplier
effect ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Pada hakikatnya agribisnis sebagai
unit usaha dapat menciptakan peluang usaha dalam kegiatan ekonomi sehingga
menyebabkan naiknya pendapatan mayarakat yang pada akhirnya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Gambar 5. Model Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis
Selain yang diungkapkan di
atas, koperasi juga berfungsi sebagai: Pertama, mencarikan alternatif pemecahan
masalah pertanian seperti penyediaan kredit, pembentukan modal bersama melalui
tabungan, penyediaan sarana produksi, pengendalian hama terpadu, pelaku
agroindustri, memasarkan produk pertanian dan sebagainya; Kedua, memberikan
kemudahan berupa pelatihan dan pembinaan kepada petani dalam usaha-usaha yang
dilakukannya; dan ketiga, petani perlu diorganisir untuk memperkuat posisi
tawar-menawarnya dalam menghadapi persaingan dan melakukan kemitraan dengan
pihak lain.
Dalam era globalisasi ini
dan masa-masa mendatang untuk menyongsong liberalisasi perdagangan peranan
pemerintah makin kecil, bahkan kebijaksanaan pajak impor dan subsidi akan
dihapuskan bila sampai waktunya. Dengan demikian peranserta pihak swasta, yaitu
perusahaan-perusahaan besar sangat diperlukan untuk mengisi dan melengkapi
berbagai program pemerintah. Pihak pengusaha yang berada pada posisi yang kuat
dapat membantu petani pada posisi yang lemah dalam bentuk jaringan kemitraan.
Hubungan ini dapat
memberikan keuntungan kepada petani, yaitu: Pertama, transfer teknologi dan penyediaan masukan sehingga petani
mampu bersaing dengan produk lain yang dihasilkan dengan menggunakan masukan
dan teknologi yang lebih unggul; Kedua,
dapat memperoleh informasi dan peluang pasar secara cepat; Ketiga, dapat membuka akses terhadap modal dan pasar; dan keempat, adanya jaminan dan kepastian
pasar bagi produk pertanian.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa:
1)
Dalam
pengembangan sektor pertanian ke depan masih ditemui beberapa kendala, terutama
dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan
agroindustri. Kendala tersebut antara lain: (a) lemahnya struktur permodalan
dan akses terhadap sumber permodalan; (b) ketersediaan lahan dan masalah
kesuburan tanah; (c) pengadaan dan penyaluran sarana produksi; (d) terbatasnya
kemampuan dalam penguasaan teknologi; (e) lemahnya organisasi dan manajemen
usaha tani; dan (f) kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk
sektor agribisnis
2)
Petani
menghadapi beberapa kendala untuk memasarkan produk pertanian, antara lain: (a)
kesinambungan produksi; (b) panjangnya saluran pemasaran; (c) kurang memadainya
pasar; (d) kurang tersedianya informasi pasar; (e) rendahnya kemampuan
tawar-menawar; (f) berfluktuasinya harga; (g) rendahnya kualitas produksi; (h)
kurang jelasnya jaringan pemasaran; dan (i) rendahnya kualitas sumberdaya manusia.
3)
Guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani perlu dibangun kemitraan usaha
yang berbasis agribisnis. Kemitraan usaha tersebut harus melibatkan lembaga
ekonomi masyarakat (koperasi), lembaga perkreditan, pengusaha tani (petani),
dan pengusaha.
4)
Koperasi
berbasis agribisnis harus dapat menunjang berkembangnya subsistem agribisnis
(perdagangan sarana produksi pertanian, kegiatan usaha tani, pengolahan produk
agribisnis, jasa layanan pendukung), penyedia informasi pasar bagi anggota,
dapat menerapkan tekonologi pertanian, dan pelaku utama kegiatan agroindustri.
b.
Strategi Daya Saing
Pemasaran Produk Agribisnis Indonesia Untuk Menjaring Pasar Ekspor
Dalam kondisi persaingan
pasar global seperti sekarang ini, kegiatan promosi untuk meningkatkan dan mengembangkan daya
saing ekspor produk agribisnis, sungguh merupakan suatu pekerjan
yang tidak mudah. Untuk itu harus perlu dilakukan berbagai upaya memperkenalkan produk agribisnis untuk pasar
internasional. Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh antara lain:
1) Mengirimkan media promosi berupa brosur, iklan media
cetak produk pertanian disusul dengan penawaran langsung melalui email, fax,
telepon.
2) Ikut berperan aktif dalam beragam pameran yang digelar
baik dalam negeri maupun kelas internasional. Hal ini memang cukup memakan
biaya tetapi bagi peserta yang masih memiliki modal kecil / UKM dapat
menitipkan brosur produk pertanian kepada instansi terkait seperti Kementerian
Pertanian, Kementerian Perdagangan dengan jumlah yang ditentukan. Dan berperan
aktif bekerjasama dengan pengusaha besar didalam mempromosikan produk-produk
agribisnis yang dihasilkan.
3) Melalui jaringan internet sebagai sarana media yang
dapat dimanfaatkan sebagai suatu media promosi produk agribisnis. Apabila
memiliki website sendiri maka penjual memasukkan segala jenis produk yang akan
ditawarkan kepada pembeli dengan fitur-fitur yang menarik dan penjelasan yang
jelas dapat dimengerti oleh konsumen. Dengan membuat website merupakan sarana
media Information Technology yang memudahkan transaksi antara penjual dan
pembeli.
4) Membuat roadmap pemasaran komoditi ekspor agribisnis.
Untuk mempersiapkan data-data negara penginpor yang tinggi, dalam hal ini
mencari pasar yang potensial untuk ekspor produk agribisnis.
5) Ikut berperan aktif dalam menjalin kerjasama dengan
KADIN / Chamber of Commerce atau
situs internasional ataupun berbaur dengan agriculture Trading dan pemasaran
produk agribisnis online melalui berbagai website ataupun situs pertanian.
6) Mempesiapkan surat perkenalan usaha komoditi
agribisnis. Dalam hal ini misalnya ikut berperan serta dalam pameran
internasional, maka brosur dan daftar harga agar barang yang ditawarkan kepada
konsumen harus jelas disertai dengan contoh barang atau produk agribisnis.
7) Mengumpulkan data dan alamat yang lengkap dari media
promosi yang dipilih, khususnya yang menjadi negara-negara sasaran ekspor.
8) Mencari mitra kerjasama usaha. Perlu adanya koordinasi
yang dilakukan antara pengusaha besar dan Pengusaha UKM didalam mencari pangsa
pasar ekspor.
9) Menentukan dan menganalisis negara tujuan ekspor. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui mutu produk (product
quality), kesanggupan bahan baku, pengiriman produk (time delivery) dan sebagainya, dan apakah produk kita mempunyai
daya saing didalam pasar ekspor dan mencari calon pembeli yang potensial.
Upaya peningkatan daya
saing ekspor agribisnis dilakukan melalui, Peningkatan kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas produk. Serta adanya kelembagaan Petani yang teroganisir dan
bantuan pembiayaan mikro sebagai mitra eksportir untuk membangun peningkatan
ekspor. Produksi dunia dapat ditingkatkan jika setiap negara penghasil
komoditas yang melakukan perdagangan dengan negara lain, memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif. Adapun manfaat keunggulan kompetitif
tersebut juga tergantung pada nilai tukar perdagangan (terms of trade) antar negara pelaku perdagangan. Nilai perdagangan
diukur dengan banyaknya kuantitas barang impor yang dapat diperoleh dari setiap
unit barang ekspor, atau dapat pula diukur dengan menggunakan antara rasio ekspor
dan impor.
4.
Rantai dan
Lembaga Pemasaran
a.
Saluran Distribusi
Saluran distribusi
pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan
konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu ;
Pedagang perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek
pemilikan serta proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan
tersebut.
1)
Pedagang
perantara
Pada
dasarnya, pedagang perantara (merchant middleman) ini bertanggung jawab
terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain
pedagang mempunyai hak atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk
dalam pedagang perantara, yaitu ; pedagang besar b).dapat bertindak sekaligus
sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga memperdagangkannya.
2)
Agen
perantara
Agen
perantara (Agent middle man) ini tidak mempunyai hak milik atas semua barang
yang mereka tangani. Mereka dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu :
a).
Agen Penunjang
·
Agen
pembelian dan penjulan
·
Agen
Pengangkutan
·
Agen
Penyimpanan
b).Agen
Pelengkap
·
Agen
yang membantu dalam bidang finansial
·
Agen
yang membantu dalam bidang keputusan
·
Agen
yang dapat memberikan informasi
·
Agen
khusus
Perusahaan-perusahaan
yang membantu dalam proses distribusi fisik disebut facilitator atau
facilitating
agencies. Facilitator ini dapat meliputi perusahaan transportasi,
perusahaan asuransi, perusahaan yang menyewakan gudang (public and private warehouse),perusahaan
pembiayaan, dan sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa facilitator
bukanlah anggota di dalam suatu saluran distribusi.
Distribusi
fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu produk
tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat.
b.
Lembaga Pemasaran Produk Agribisnis
Lembaga
pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan aktivitas
pemasaran, menyalurkan jasa dan produk agribisnis kepada konsumen akhir
serta memiliki jejaring dan koneksitas dengan badan usaha dan atau individu
lainnya.
Lembaga
pemasaran muncul sebagai akibat kebutuhan konsumen untuk memperoleh produk yang
diinginkan sesuai waktu, tempat dan bentuknya. Peran lembaga pemasaran
adalah melakukan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran
yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Nilai balas jasa tersebut
tercermin pada besarnya margin pemasaran. Umumnya lembaga pemasaran dapat
digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan fungsi
pemasaran yang dilakukan.
Berdasarkan
penguasaannya terhadap komoditi yang diperjualbelikan lembaga pemasaran
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
1). lembaga pemasaran yang bukan pemilik namun
mempunyai kuasa atas produk (agent middleman) , di antaranya:
a). Perantara, makelar, atau
broker baik selling broker maupun buying broker.
Broker merupakan pedagang
perantara yang tidak secara aktif berpartisipasi dalam melakukan fungsi
pemasaran, mereka hanya berperan menghubungkan pihak-pihak yang bertransaksi.
Bila transaksi berhasil dilaksanakan, broker akan memperoleh komisi atas jasa
mereka.
b).Commission agent, yaitu pedagang perantara yang secara
aktif turut serta dalam pelaksanaan fungsi pemasaran terutama yang berkaitan
dengan proses seleksi produk, penimbangan dan grading. Umumnya mereka
memperoleh komisi dari perbedaan harga produk.
2). lembaga pemasaran yang memiliki dan
menguasai produk agribisnis yang diperjualbelikan, antara lain:
a). pedagang
pengepul atau pengumpul, penebas, tengkulak atau contract buyer, whole seller: mereka umumnya menaksir total
nilai produk agribisnis dengan cara menaksir
jumlah hasil panen dikalikan dengan harga yang diharapkan pada saat panen (expectation price). Dalam praktek on farm bila contract buyer adalah penebas atau ijon
maka setelah ada kesepakatan harga, mereka akan bertanggung jawab memelihara
tanaman sampai panen selesai dilakukan. Biaya
panen dibayar oleh penebas.
b). Grain millers : pedagang atau lembaga
pemasaran yang memiliki gudang penyimpan produk agribisnis. Mereka membeli aneka
produk agribisnis utamanya padi dan palawija
dan sekaligus menangani pasca panen
3) eksporter dan importer
Lembaga
pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai produk agribisnis yang
ditransaksikan:
a). Processors dan manufaktur: lembaga-lembaga ini sangat
berperan dalam proses pemasaran agroproduk sebab keberadaannya menjadi jaminan
pasar bagi produk agribisnis. Sebagai contoh dapat diamati industri-industri
pangan olahan seperti produsen sari apel, buah kaleng, susu Pasteurisasi, pakan
ternak, penggilingan padi, baik dalam skala mikro, kecil, menengah hingga
industri besar seperti Pabrik Gula (PG), Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dan
sebagainya
b). Facilitative organizations: salah satu bentuk
organisasi fasilitatif yang sudah dikenal di Indonesia adalah pasar lelang
ikan. Sub Terminal Agribisnis, walaupun belum sepenuhnya berjalan dengan baik
sudah menawarkan alternatif transaksi berbagai produk agribisnis melalui
lelang.
c). Trade associations: asosiasi perdagangan
agroproduk yang terutama bertujuan untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan
mendistribusikan informasi pada anggotanya. Contoh asosiasi dagang semacam ini adalah AEKI
(Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia) dan ICO (international Coffe Agreement).
c.
Fungsi-Fungsi Pemasaran
Dalam
proses pemasaran produk agribisnis dari
produsen hingga konsumen akhir, terjadi peningkatan nilai tambah baik berupa
nilai guna tempat, nilai guna waktu maupunkepemilikan. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan fungsi
produksi sebelum produk agribisnis sampai ke konsumen. Fungsi-fungsi pemasaran
yang dilakukan oleh lembaga pemasaran agribisnis sebagaimana
telah dijelaskan terdahulu antara lain mencakup fungsi pertukaran, fungsi fisik
dan fungsi fasilitasi
1). Fungsi Pertukaran
Dalam
pemasaran produk agribisnis fungsi ini mencakup kegiatan pengalihan hak
pemilikan atas produk. Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi penjualan dan
pembelian. Dalam melakukan fungsi penjualan, produsen harus memperhatikan
kualitas, kuantitas, bentuk dan waktuyang diinginkan konsumen atau partisipan
pasar dari rantai pemasaran berikutnya.
Selain
itu fungsi pertukaran juga menjadi titik penentuan harga pasar. Sesuai dengan
karakteristik konsentrasi distributifpada sistem tataniaga produk agribisnis,
fungsi pembelian umumnyadiawali dengan aktivitas mencari produk, mengumpulkan
dan menegosiasikan harga.
2). Fungsi
Fisik
Fungsi
fisik ini mencakup aktivitas handling (perlakuan), pengangkutan(pemindahan),
penyimpanandan perubahan fisik produk sebagai berikut:
a) Storage function: fungsi penyimpanan merupakan aktivitas yang
bertujuan agar produk tersedia dalam volume transaksi yang memadai pada waktu
yang diinginkan
b) Transportation function: kegiatan bongkar dan muat
termasuk dalam fungsi transportasi
c) Processing function: fungsi ini dicirikan oleh adanya perubahan
wujud fisik produk
3). Storage Function:
Dimensi Waktu
Sebagaimana
diketahui, sebagian besar produk agribisnis bersifat musiman sehingga
ketersediaannya tidak terdistribusi merata sepanjang tahun. Agar produk
agribisnis tertentu selalu tersedia dalam volume transaksi dan waktu yang
diinginkan harus dilakukan pengelolaan stok produksi tahunan.
Dengan
demikian ada beberapa tipe penyimpanan berdasarkan motivasi atau alasan
dilakukannya penyimpana, yaitu:
a) Seasonal stocks: ada sejumlah produk agribisnis yang proses
konsumsinya dilakukan sepanjang tahun namun periode panennya relatif pendek,
contoh bawang putih. Peyimpanan musiman ini bersifat jangka pendek tergantung
pada daya simpan produk dan periode panennya
b) Carryover stocks: hal ini dilakukan untuk produk agribisnis yang
tersedia sepanjang tahun namun level produktivitasnya fluktuatif, contohnya
telur dan daging ayam. Fungsi penyimpanan umumnya ditujukan agar harga produk
stabil. Penyimpanan persediaan juga harus mempertimbangkan penurunan kualitas
produk akibat lamanya waktu penyimpanan
c) Speculative stocks: jenis penyimpanan ini dilakukan untuk
produk-produk agribisnis yang pola permintaannya sepanjang tahun berbeda.
Misalnya permintaan kurma, tepung terigu dan bahan-bahan pembuat kue yang
selalu meningkat menjelang lebaran mendorong pedagang untuk melakukan
speculative stocks. Penyimpanan atau penimbunan produk umumnya dilakukan
pedagang sejak harga produk dan pola permintaan belum meningkat. Stok
spekulatif juga dilakukan karena alasan jarak tempuh transportasi yang intensif
waktu. Untuk mengantisipasi permintaan mendadak, lembaga pemasaran harus
memiliki simpanan cadangan produk.
Ada dua
jenis fungsi penyimpanan yang biasa dilakukan lembaga pemasaran yaitu:
a) penyimpanan yang dilakukan
untuk menyetarakan produksi tahunan dengan pola permintaan, contoh dari
penyimpanan semacam ini adalah reserve atau buffer stock beras di gudang-gudang
Dolog (Anindita,2004)
b) penyimpanan pada setiap
level saluran pemasaran oleh lembaga pemasaran yang berkepentingan menjaga
kontinyuitas distribusi produk. Hal ini dapat diamati pada inventarisasi stok
produk baik yang dilakukan oleh produsen, penjual grosir, pengecer maupun oleh
konsumen.
Pada
umumnya penyimpanan menjadi hal yang sangat penting dilakukan jika komoditas
agribisnis yang ditransaksikan dipanen dan dipasarkan dalam jangka waktu
pendek. Penyimpanan menjadi kurang penting untuk produk agribisnis yang
dipasarkan sepanjang tahun dan melimpah pada saat panen raya. Storage functionhampir tak
pernah dilakukan untuk produk-produk yang dipasarkan dalam kuantitas yang
relatif sama sepanjang tahun.
Meskipun
demikian dalam skala kecil pengguna produk agribisnis khususnya agroindustri
selalu memiliki unit manajemen inventory untuk menjamin kelancaran pasokan
bahan baku produksinya.
4). Fungsi
Transportasi: dimensi ruang
Tujuan
utama transportasi adalah untuk memberikan nilai guna tempat pada suatu produk
dengan memindahkannya dari sentra produksi ke sentra konsumsi.
Beberapa
faktor yangmempengaruhi fungsi transportasi antara lain: jarak dan waktu tempuh
transportasi ke lokasi produksi,daerah pasar yang dilayani, kualitas dan ukuran
produk yang dikemas, bentuk komoditi ketika dipasarkan, jenis dan tipe layanan
transportasi yang digunakan.
Biaya
transportasi telah memainkan peran yang luar biasa dalam tataniaga produk
agribisnis. Biaya transportasi terendah dari lokasi produksi akan menentukan
keunggulankomparatif suatu produk agribisnis. Untuk jenis komoditi tertentu,
truk mungkin menjadi alat transportasi dengan tarif termurah, namun untuk komoditi
lain bisa jadi kereta apilah yang termurah.
Dengan
demikian bila dalam pemasaran mungkin saja terjadi disparitas harga produk
agribisnis yang sama, sebagai akibat perbedaan jarak antara sentra produksi dan
lokasi penjualan(pasar). Disparitas harga tersebut besarnya adalah harga pasar
dikurangi biaya transport.
5). Processing Function
Biaya
transportasi juga erat kaitannya dengan fungsi pengolahan. Produk olahan susu,
seperti keju, susu bubuk dan mentega yang telah mengalami transformasi bentuk
akan lebih mudah dipasarkan dengan biaya transportasi rendah dibandingkan
dengan susu cair. Oleh karena itu penjualan susu murni cair lebih banyak
dilakukan di sekitar lokasi pemerahan sapi.
Dari
uraian di atas diperoleh informasi bahwa biaya transportasi tidak hanya
dipengaruhi oleh perbedaan lokasi produksi, tetapi juga lokasi agroindustri di
mana produk agribisnis diolah lebih lanjut. Selain itu fungsi transportasi
berhubungan timbal balik dengan fungsi pengolahan dalam hal ukuran dan kualitas
produk yang ditransaksikan.
Karena
pada umumnya harga produk semakin mahal seiring dengan semakin
tingginyakualitas dan ukuran produk, maka produsen dan
penjual berusaha untuk tidak memasarkan produk dengan ukuran terkecil dan
kualitas terendah agar dapat menutup biaya pemasaran.
Hal ini
merupakan alasan pentingnya ditentukan ukuran dan tingkatan kualitas produk
agribisnis (grade) sebelum dipasarkan.
6). Fungsi
Fasilitasi.
Pada
dasarnya fungsi fasilitasi adalah segala hal yang bertujuan untuk memperlancar
fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Dimaksudkan fungsi ini dapat menjadi upaya
perbaikan sistem pemasaran sehingga efisiensi operasional dan penetapan harga
jual dapat tercapai.
Termasuk
dalam fungsi fasilitasi adalah standarisasi dan grading, fungsi pembiayaan,
fungsi penanggungan resiko, fungsi informasi pasar, riset pemasaran dan
penciptaan permintaan.
a) Standarisasi dan grading: Fungsi ini merupakan fungsi
penunjang keberhasilan atau kelancaraan terjadinya transaksi.
Standarisasi merupakan
kegiataan yang meliputi penetapan standar untuk produk, pengolahan produk dalam
rangka penetapan standar-standar yang sesuai dan bila perlu dilakukan tindakan
pengorganisasian sesuai dengan standar yang ditetapkan (Assauri, 1987). Apabila
produkmempunyai kualitas, ukuran dan jenis yang seragam serta nilai ciri-ciri
sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka konsumen dapat membeli produk
tersebut dengan kepercayaan bahwa produk itu sesuai dengan
kebutuhannya(Assauri, 1987).
b) Pembiayaan:Fungsi pembiayaan mencakup fungsi pengelolaan
sumber daya dan pengalokasian dana, termasuk pengaturan syarat-syarat
penbayaran atau kredit yang dibutuhkan dalam rangka usaha untuk memungkinkan
barang atau produk mencapai konsumen akhir. Kegiatan fungsi-fungsi pemasaran
yang memerlukan dana atau pembiayaan adalah pembelian atau penjualan, biaya
penggudangan, biaya angkut pengepakan, sortasi dan kegiatan promosi (Assauri,
1987).
c) Penanggungan Resiko: dalam pemasaran barang dan jasa selalu
terdapat sejumlah resiko yang tidak dapat dihindarkan. Resiko yang terdapat
dalam pemasaran mencakup penurunan mutu, kehilangan, kerusakan, perpanjangan
kredit dan perubahan penawaran atau permintaan yang semuanya berdampak terhadap
harga. Resiko ini disebabkan pergerakan atau pemindahan barang melalui saluran
pemasaran yang sering memakan waktu (Assauri, 1987). Untuk produk-produk
agribisnis mempunyai resiko dalam kerusakan atau turunnya mutu akibat
pergerakkan atau pemindahan barang dalam saluran pemasaran yang membutuhkan
waktu. Guna menghindari dan mengatasi resiko di atas dapat dilakukan beberapa
cara diantaranya usaha pengadaan cold storagedan kendaraan pendingin
(refrigerated cars), usaha ini dapat di tempuh dalam rangka mengurangi
tingkatresiko yang timbul dari penurunan mutu atau kerusakan produk agribisnis.
d) Informasi Pasar: informasi dibutuhkan dalam menetapkan keputusan
yang akan diambil untuk pemasaran suatu produk. Informasi pasar mengenai produk
apa dan produk yang bagaimana yang diinginkan oleh kelompok konsumen yang ingin
dilayani serta berapa besar jumlahnya akan sangat menentukan keberhasilan
pemasaran produk yang dihasilkan.Untuk dapat menentukan produk yang akan
dihasilkan dengan tepat maka dibutuhkan informasi, baik dari konsumen maupun
informasi tentang perusahaan pesaing. Informasi pasar yang dikumpulkan berupa
data–data yang harus dinilai atau dianalisis dan diimplementasikan untuk dapat
melihat situasi dan kondisi yang dihadapi dalam pemasaran produk. Baik tidaknya
hasil penganalisaan informasi pasar ditentukan oleh kelengkapan dan ketepatan
data serta metode analisa yang digunakan. Keahlian tenaga penjual diuji dengan
melihat kemampuan dalam menganalisa data dan informasi pasar (Assauri, 1987).
5.
Analisis
Peluang Pasar
a.
Pengertian
Pangsa Pasar
Pangsa pasar ( Market
Share ) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu
perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan
para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu (William J.S, 1984).
Jika suatu perusahaan dengan produk tertentu mempunyai pangsa pasar 35%, maka
dapat diartikan bahwa jika penjualan total produk-produk sejenis dalam periode
tertentu adalah sebesar 1000 unit, maka perusahaan tersebut melalui produknya
akan memperoleh penjualan sebesar 350 unit. Besarnya pangsa pasar setiap saat
akan berubah sesuai dengan perubahan selera konsumen, atau berpindahnya minat
konsumen dari suatu produk ke produk lain (Charles W. Lamb, 2001).
Pangsa pasar disebut juga sebagai daya serap pasar
yaitu merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam memasarkan hasil
produksi dari usaha yang direncanakan. Ibrahim, Y (2003) mengatakan, bahwa daya
serap pasar suatu produk dapat dilihat
dengan melihat segi permintaan, penawaran, market space atau peluang pasar yang
akhirnya bisa digunakan untuk melihat market share atau daya serap pasar.
b.
Pengukuran Peluang pasar dan
Pangsa Pasar
Peluang pasar atau market
space adalah potensi pasar yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan.
Market space terjadi apabila permintaan lebih besar dari penawaran, Selisih
antara permintaan dan penawaran ini merupakan ruang gerak perusahaan untuk
dapat masuk pasar. Sedangkan pangsa pasar atau market share adalah bagian yang
dapat diambil oleh perusahaan untuk mengembangkan suatu usaha. Dengan demikian,
apabila market space tidak tersedia, tidak mungkin terdapat market share.
Kesempatan untuk mendapatkan market share atau pangsa pasar, sangat tergantung
pada masing-masing perusahaan dalam melakukan persaingan atau kompetisi di
antara perusahaan dalam harga, kualitas, kuantitas, teknis produksi, penggunaan
teknologi, dan lain sebagainya.
Untuk mengukur adanya
peluang pasar dan pangsa pasar suatu produk diawali dengan menghitung jumlah permintaan, penawaran, peluang pasar
kemudian perkiraan pangsa pasar.
c.
Menghitung Jumlah
Permintaan
Perhitungan permintaan
pasar dari suatu produk dapat dilakukan berdasarkan perhitungan Analisis
Trend dengan Metode Least Square (Santoso, 2008).
Pengertian : Analisis trend merupakan suatu metode
analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa
yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan
berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode
waktu yang relatif cukup panjang, dari hasil analisis dapat diketahui sampai
berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time
series yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi
atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut
dikumpulkan.
Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak
maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika
data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya
akan semakin jelek.
Metode Least Square : Metode yang digunakan untuk analisis time series adalah Metode Garis Linier Secara Bebas (Free Hand Method), Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method), Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) dan Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method). Dalam hal ini akan lebih dikhususkan untuk membahas analisis time series dengan metode kuadrat terkecil yang dibagi dalam dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Secara umum persamaan garis linier dari analisis time series adalah : Y = a + b X. Keterangan : Y adalah variabel yang dicari trendnya dan X adalah variabel waktu (tahun). Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) adalah : a = ΣY / N dan b =ΣXY / ΣX2
Metode Least Square : Metode yang digunakan untuk analisis time series adalah Metode Garis Linier Secara Bebas (Free Hand Method), Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method), Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) dan Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method). Dalam hal ini akan lebih dikhususkan untuk membahas analisis time series dengan metode kuadrat terkecil yang dibagi dalam dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Secara umum persamaan garis linier dari analisis time series adalah : Y = a + b X. Keterangan : Y adalah variabel yang dicari trendnya dan X adalah variabel waktu (tahun). Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) adalah : a = ΣY / N dan b =ΣXY / ΣX2
Contoh Kasus
Data Ganjil :
Tabel 1. Volume Penjualan Barang “X” (dalam 000 unit) Tahun 2008 sampai dengan 2016
Tahun
|
Penjualan (Y)
|
X
|
XY
|
X2
|
2008
|
200
|
- 4
|
- 800
|
16
|
2009
|
245
|
- 3
|
- 735
|
9
|
2010
|
240
|
- 2
|
- 480
|
4
|
2011
|
275
|
- 1
|
- 275
|
1
|
2012
|
285
|
0
|
0
|
0
|
2013
|
300
|
1
|
300
|
1
|
2014
|
290
|
2
|
580
|
4
|
2015
|
315
|
3
|
945
|
9
|
2016
|
310
|
4
|
1.240
|
16
|
Jumlah
|
2.460
|
775
|
60
|
Untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut :
a= 2.460 / 9 = 273,33 dan b = 775 / 60 = 12,92
Persamaan garis liniernya adalah : Y = 273,33 + 12,92
X. Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diramalkan penjualan pada tahun
2010 adalah : Y = 273,33 + 12,92 (untuk tahun 2010 nilai X adalah 11), sehingga
: Y = 273,33 + 142,12 = 415,45 artinya penjualan barang “X” pada tahun 2010
diperkirakan sebesar 415.450 unit
Tabel 2.
Perkiraan Penjualan Barang X Tahun 2018 - 2025
Tahun
|
Jumlah Penduduk (jiwa)
|
2018
|
415,45
|
2019
|
428,37
|
2020
|
441,29
|
2021
|
454,21
|
2022
|
467,13
|
2023
|
480,05
|
2024
|
492,97
|
2025
|
505,89
|
Untuk mengisi peluang
permintaan komoditi tertentu,
banyak faktor yang harus dipertimbangkan, antara lain berapa besar peluang
pasar (market space) yang masih tersedia dan berapa besar peluang pasar yang
dapat diambil (market share) yang mungkin dapat dimanfaatkan. Di pihak lain,
harus dapat diketahui secara pasti berapa banyak jumlah petani yang ingin
memanfaatkan peluang pasar tersebut.
Pengambilan keputusan akhir
sangat tergantung pada jumlah market share yang mungkin dapat dikuasai serta
kemungkinan penguasaan teknik produksi, di samping layaknya usaha tersebut
dalam perhitungan analisis finansial.
Perlu diketahui, bahwa
secara umum data perkiraan atau proyeksi tidak sepenuhnya sesuai dengan
kenyataan, tetapi hasil proyeksi/perkiraan dapat digunakan sebagai dasar untuk
menafsir jumlah permintaan atau penawaran untuk masa yang akan datang. Ada
kalanya perbedaan antara data proyeksi dengan data kenyataan mempunyai variasi
yang cukup besar. Keadaan ini adalah sebagai akibat dari perubahan dalam pola
konsumsi, kenaikan pendapatan per kapita, adanya barang-barang substitusi, dan
lain sebagainya. Untuk mengatasi penyimpangan yang terlalu besar dalam
proyeksi, perlu dibuat perkiraan dalam 3 bentuk, yaitu perkiraan normal,
perkiraan tinggi, dan perkiraan rendah. Perkiraan normal adalah perkiraan yang
didasarkan pada hasil perhitungan, perkiraan tinggi dengan jalan menambahkan
perkiraan normal dengan penyimpangan rata-rata tertinggi, dan perkiraan rendah
dengan cara mengurangkan antara perkiraan normal dengan penyimpangan rata-rata
terendah. Atas dasar ketiga perkiraan ini, perkiraan di masa yang akan datang
ditetapkan (diambil) antara range tertinggi dengan range terendah. Dasar
penetapan ini dapat dilakukan melalui penilaian sejak dini tentang perubahan
pola konsumsi masyarakat, perubahan pendapatan per kapita, melihat adanya
barang-barang substitusi, dan lain sebagainya.
d.
Permintaan Atas Dasar Jumlah Konsumsi Nyata
Permintaan hasil produksi yang didasarkan pada jumlah konsumsi nyata
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Jumlah produksi setempat =
5000 ton
Jumlah produksi masuk dari daerah lain =
2000 ton +
Jumlah = 7000 ton
Jumlah barang keluar =
3000 ton -
Jumlah
konsumsi nyata =
4000 ton
Konsumsi nyata yang diperhitungkan
ini merupakan jumlah permintaan dari produk tersebut. Oleh karena itu, dalam
melakukan proyeksi terhadap jumlah permintaan dapat dilakukan dengan
menggunakan regresi atau trend, maupun menggunakan laju pertumbuhan rata-rata
per tahun dari serangkaian data waktu ke waktu, baik mengenai jumlah produksi
setempat, jumlah barang masuk, dan jumlah barang yang keluar dari daerah
tersebut.
e.
Menghitung jumlah penawaran
Apabila konsumsi nyata
sesuatu produk sayuran telah diketahui, pengisian permintaan dan penawaran
dapat terjadi, baik dari dalam maupun dari luar daerah tersebut.
Dengan mengetahui jumlah
konsumsi nyata dan jumlah penawaran sesuatu produk, perbedaan antara konsumsi
nyata dengan penawaran adalah peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pembukaan
usaha baru. Apabila konsumsi nyata lebih
kecil dari jumlah produk yang ditawarkan, berarti usaha tersebut tidak
mempunyai peluang untuk didirikan.
Dalam melakukan perkiraan
juga dapat digunakan peralatan regresi, trend, dan compoud interest seperti halnya dengan permintaan. Sebagai
contoh, jumlah penawaran hasil produksi ternak
sapi dalam 5 tahun mendatang
dapat diproyeksikan dengan memperhatikan beberapa variabel, seperti
perkembangan produksi masa lalu, kapasitas produksi, dan kemungkinan penambahan
beberapa pengusaha agribisnis di masa
yang akan datang.
Demikian pula sebaliknya,
proyeksi permintaan dapat dilakukan melalui permintaan masa lalu, rencana
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah beberapa tahun mendatang, serta
melihat perkembangan pembangunan yang sedang dan akan dilakukan oleh masyarakat
secara keseluruhan. Dengan mengetahui proyeksi permintaan dan penawaran di masa
yang akan datang, perbedaan ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan
apabila permintaan lebih besar dari penawaran.
f.
Menghitung peluang pasar dan pangsa pasar
Market space adalah peluang
pasar (market potensial) yang adapat dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan
agribisnis dan market space terjadi apabila permintaan lebih besar dari
penawaran. Selisih yang terjadi merupakan ruang gerak bagi perusahaan untuk
dapat masuk pasar. Sedangkan market share merupakan bagian yang dapat diambil
oleh gagasan usaha yang direncanakan. Dengan demikian, apabila market space
atau peluang tidak tersedia, tidak mungkin terdapat market share atau pangsa
pasar. Kesempatan untuk mendapatkan pangsa pasar sangat tergantung pada
masing-masing perusahaan dalam melakukan kompetisi/persaingan di antara
perusahaan dalam harga, kualitas, kuantitas, teknis produksi, penggunaan
teknologi, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh.
Jumlah penduduk di
Kabupaten Malang pada tahun 2015 sejumlah 2.545,000 jiwa. Kebutuhan beras per
kapita per tahun 85 kg. Jadi jumlah permintaan beras Kabupaten Malang pertahun
sebesar 216.325 ton. Berdasarkan data yang ada, produksi beras di Kabupaten
Malang per tahun 101.325 ton, dan pemasukan beras dari luar daerah sebesar
21.000 ton. Maka besarnya market space
adalah 216.325 ton – 101.325 ton – 21.000 ton = 94.000 ton. Apabila di
Kabupaten Malang ada 94 kelompoktani yang ingin memperluas usahatani padi dalam
rangka memenuhi market space yang ada, maka prediksi pangsa pasar yang dimiliki
oleh masing-masing kelompoktani adalah 1000 ton per tahun.
Beradasarkan market share
di atas, layak tidaknya pengembangan usahatani padi sangat tergantung pada
kapasitas produksi yang seharusnya lebih kecil dari pada market share. Dengan
lebih kecilnya kapasitas produksi dibanding market share, kemungkinan tingkat
keberhasilan dalam perluasan usaha ini lebih berhasil. Namun demikian, perlu
diketahui bahwa tinjauan ini baru dilihat dari segi kesempatan untuk
memanfaatkan peluang yang ada, sedangkan untuk mengambil suatu kesimpulan
secara keseluruhan apakah layak atau tidak rencana perluasan usaha ini banyak
aspek yang perlu dipertimbangkan.
Pangsa pasar merupakan
indikator dalam menentukan tingkat kekuatan pasar suatu perusahaan. Pangsa
pasar merupakan perbandingan antara penjualan suatu perusahaan dengan total
penjualan dalam suatu industri. Untuk menghitung pangsa pasar atau
daya serap pasar dari hasil produksi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan
atas dasar konsumsi per kapita dan perhitungan atas dasar jumlah konsumsi
nyata.
Berdasarkan pangsa pasar yang diperoleh strategi
pemasaran bisa digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Market
Leader, disebut pimpinan pasar apabila pangsa pasar yang
dikuasai berada pada kisaran 40% atau lebih.
2.
Market
Chalengger, disebut
penantang pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai
berada pada kisaran 30%
3. Market Follower, disebut pengikut pasar apabila
pangsa pasar yang dikuasai
berada pada kisaran 20%.
4. Market Nitcher, disebut juga penggarap relung pasar
apabila pangsa pasar yang dikuasai
berada pada kisaran 10% atau kurang.
g.
Pengertian Tren Pasar
Istilah trend dalam
kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk mengungkapkan keadaan, dimana
suatu hal sedang digemari atau sedang menjadi perhatian kebanyakan orang.
Selain berkaitan dengan fashion, trend juga memiliki kaitan dengan bisnis
pasar. Berbagai ungkapan seperti “Don’t fight the trend”, “Foloow the trend”.
Dan “Trend is friend”. Menggambarkan betapa pentingnya pemahaman akan trend
ini. Ketika mendapati keadaan dimana suatu hal sedang menjadi trend (istilahnya
trendi), kebanyakan orang pasti berlomba-lomba untuk memilikinya.
Tren secara umum bisa
didefinisikan sebagai kecenderungan dalam jangka panjang dari suatu kumpulan
kejadian atau fenomena. Secara umum tren pasar diartikan pergerakan kearah mana
pasar bergerak. Yang perlu diingat bahwa gerakan harga tidak selalu berbentuk
garis lurus atau linier. Pasar bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag.
Gerakan zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak
(peak/top) dan tembusan (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini
yang menentukan tern pasar. Sebuah tren menaik (uptrend) didefinisikan sebagai
serangkaian urutan peak dan through yang menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya,
yaitu serangkaian peak dan through yang semakin menurun. Adapun serangkaian
peak dan through yang cenderung menyamping disebut sebagai sideways/ranging.
6.
Merancang
Strategi Pasar
a.
Konsep Strategi Pemasaran
Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat menyusun
strategi yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling
besar dengan lingkungan eksternal. Padahal perusahaan hanya memiliki kendali
yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran
memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.
Dalam peranan strateginya, pemasaran mencakup
setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya
dalam rangka mencapai pemecahan masalah atas penentuan dua pertimbangan pokok.
Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis apa yang
bisa dimasuki dimasa mendatang. Kedua, bagaiman bisnis yang telah dipilih tersebut
dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar
perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk
melayani pasar sasaran. Dalam konteks penyusunan strategi menurut Fandi Tjipto
(strategi Pemasaran, 1997: h.6), pemasaran memiliki dua dimensi yaitu dimensi
saat ini dan dimensi yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan
hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan
dimensi masa yang akan datang mencakup hubungan dimasa yang akan datang yang
diharapkan akan dapat terjalin dan program tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Strategi pemasaran merupakan
pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana hubungan
suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya (Bennett, 1998). Sementara itu,
Tull dan Kahle (1990) mendefinisikan strategi pemasaran merupakan sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang
dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya
dengan variable-variable seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,
positioning, dan elemen bauran pemasaran. Strategi merupakan bagian integral
dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu
organisasi.
Menurut Kasmir,
(2011), pelaksanaan strategi pemasaran dibagi menjadi empat elemen yang saling
berkaitan, empat elemen tersebut adalah:
1). Strategi Produk
Strategi produk berkaitan dengan
produk secara keseluruhan. Produk dalam hal ini digambarkan sebagai sesuatu
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengertian produk menurut
Philip Kotler sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian untuk dibeli,dignakan,atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan. Strategi produk yang perlu dan harus dilakukan oleh
suatu perusahaan dalam mengembangkan produknya adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan
logo dan moto
Logo merupakan ciri khas suatu
produk,sedangkan moto merupakan serangkaian kata yang berisikan visi dan misi
usaha dalam melayani masyarakat. Baik logo maupun moto harus dirancang secara
baik dan benar,dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1 harus memiliki arti (dalam arti
positif)
2 harus menarik perhatian
3 harus mudah diingat
b.
Menentukan
merk
Merk merupakan suatu tanda bagi
konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Merk sering diartikan
sebagai nama,istilah simbol,desain,atau kombinasi dari semuanya. Agar merk
mudah dikenal masyarakat maka harus mempertimbangkan faktor-faktor sbb : mudah
diingat,terkesan hebat dan modern,memiliki arti (dalam arti positif) menarik
perhatian.
c.
Menciptakan
kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu
produk. Penciptaan kemasan harus memenuhi berbagai persyaratan seperti :
kualitas kemasan (tidak mudah rusak), bentuk/ukuran dengan desain menarik.Warna
menarik dsb.
d.
Keputusan
label
Label merupakan sesuatu yang
dilekatkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian bagi kemasan. Label
harus dapat menjelaskan:
- siapa yang membuat
-dimana dibuat
-kapan dibuat
-cara menggunakannya
-waktu kedaluarsa
-dll
2).
Strategi Harga
Harga merupakan sejumlah nilai yang
harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang
ditawarkan. Penentuan harga yang akan ditetapkan harus disesuaikan dengan
tujuan usaha. Adapun tujuan penentuan harga secara umum adalah sbb :
1 Untuk bertahan hidup, penentuan
harga dilakukan semurah mungkin tujuannya adalah agar produk atau jasa yang
ditawarkan laku dipasaran,akan tetapi masih dalam kondisi yang menguntungkan.
2 Untuk memaksimalkan laba, penentuan
harga berujuan agar penjualan meningkat sehingga laba menjadi maksimal.
3 Memperbesar market share, maksutnya
adalah untuk memperluas atau memperbesar jumlah pelanggandan dan pelanggan
pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
4 Mutu produk, tujuannya untuk
memberikan kesan bahwa produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi
atau lebih tinggi kualitasnya dibanding dengan kualitas pesaing.
5 Karena pesaing, penentuan harga
dengan melihat harga pesaing bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih
kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing.
3). Menentukan besarnya harga:
- Modifikasi harga atau diskriminasi harga dapat dilakukan menurut
hal-hal sebagai berikut:
Menurut pelanggan, harga dibedakan berdasarkan pelanggan utama (primer) dan pelanggan biasa
(sekunder). Pelanggan utama adalah konsumen yang loyal dan memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan. Penentuan harga untuk pelanggan utama biasanya relatih
lebih mahal apabila dibandingkan dengan pelanggan biasa.
Menurut bentuk produk, harga ditentukan berdasarkan bentuk dan ukuran produk atau
kelebihan kelebihan yang dimiliki produk.
Menurut tempat, harga ditentukan berdasarkan
lokasi atau wilayah dimana produk atau jasa tersebut ditawarkan. Hal ini
dikarenakan setiap daerah mempunyai daya
beli dan kondisi persaingan tersendiri.
Menurut waktu,
harga ditentukan berdasarkan periode atau masa tertentu. Hargatersebut dapat
berubah pada jam-jam tertentu (telepon),
- Penerapan harga untuk produk baru
Market skiming pricing, yaitu harga
awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan tujuan produk atau jasa
memiliki kualitas tinggi.
Market penetration pricing,
yaitu mnetapkan harga serendah mungkin
dengan tujuan untuk menguasai pasar.
4). Metode penetapan harga
Cost plus pricing
FC
Harga Pokok = VC + ------------------
Total Sales
Keterangan:
VC :
variabel cost (biaya variabel)
FC : Fixed
Cost (biaya tetap)
TS : Total
Sales (total penjualan)
Contoh:
VC : Rp.
10
FC : Rp.
5.000.000
TS : Rp.
100.000
5.000.000
Harga Pokok :
1000 + -------------- = 6000 per unit
100.000
Cost pricing dengan mark up
Jika perusahaan mengharap kan margin
laba 20%
Harga Pokok (unit)
Harga dengan mark up =
--------------------------------
(1-laba yang diinginkan)
60
Harga dengan mark up = ----------- = 75
(1-0,2)
Break Even Pricing atau target pricing yaitu harga
ditentukan berdasar impas (pulang pokok)
FC
FC
BEP = ----------
atau BEP = -------------
P –
VC VC
1 - -------
P
5.000.000
BEP = ---------------- = 76.923,- unit
75 – 10
5.000.000
BEP =
---------------- = 5.769.275
1- 10/75
b.
Strategi
Lokasi dan Distribusi
Distribusi adalah penyaluran barang
mulai dari tempat untuk usaha sampai dengan konsumen akhir. Distribusi dapat
pula diartikan sebagai metode atau jalur yang akan dipakai untuk menyalurkan
produk ke pasar. Saluran distribusi
memiliki fungsi penting bagi sebuah usaha yaitu:
-
Fungsi
transaksi, fungsi yang meliputi bagaimana perusahaan menghubungi dan
mengkomunikasikan produknya dengan pelanggan.
-
Fungsi
logistik, fungsi yang meliputi pengangkutan dan penyortiran barang termasuk
sebagai tempat menyimpan memelihara dan melindungi barang.
-
Fungsi
fasilitas, fungsi yang meliputi penelitian dan pembiayaan. Penelitian
mengumpulkan informasi tentang jumlah anggota saluran dan pelanggan lainnya.
Pembiayaan adalah memastikan anggota saluran tersebut mempunyai uang yang cukup
guna memuadahkan aliran barang melalui distribusi sampai ke konsumen akhir.
Dasar penentuan saluran distribusi
untuk produk konsumen dan industri adalah sebagai berikut:
1). Dasar
pemilihan dan penentuan saluran distribusi untuk produk konsumen terdiri dari:
c.
Produsen
--- konsumen
d.
Produsen
--- Pengecer --- Konsumen
e.
Produsen
--- Agen tunggal --- Pengecer --- Konsumen
f.
Produsen
--- Agen --- sub agen --- Pengecer ---
Konsumen
g.
Produsen
--- Agen --- sub agen --- Grosir --- Pengecer --- Konsumen
2). Dasar pemilihan dan penentuan
a.
Produsen
--- Pemakai barang industri
b.
Produsen
--- Dealer --- Pemakai barang industri
c.
Produsen
--- Agen --- Dealer --- Pemakai barang industri
c. Strategi Promosi
Promosi adalah kegiatan penting baagi
sebuah usaha, empat macam sarana promosi yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
a.
Periklanan
(advertising)
b.
Promosi
penjualan (sales promotion)
c.
Publisitas
(publicity)
d.
Penjualan
pribadi (personel selling)
Iklan merupakan sarana promosi yang
digunakan dalam suatu usaha untuk menginformaskan, menarik, dan mempengaruhi
calon konsumen. Promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media al:
a.
Pemsangan
bilboard di jalan, tempat atau lokasi yang strategis
b.
Pencetakan
brosur untuk ditempel atau disebarkan di setiap cabang, pusat perbelanjaanatau
diberbagai tempat yang dianggap strategis.
c.
Pemasangan
spanduk atau umbul-umbul di jalan, tempat atau lokasi yang strategis
d.
Pemasangan
iklan melalui media elektronil, seperti televisi, radio, internet , film atau
lainnya.
Tujuan penggunaan iklan sebagai media
promosi adalah:
a.
Pemberitahuan
tentang segala sesuatu tentang produk seperti peluncuran produk baru,
keuntungan dan kelebihan suatu produk atau informasi lainnya.
b.
Mengingatkan
kembali kepada konsumen tentang keberadaan atau keunggulan produk yang
ditawarkan.
c.
Untuk
perhatian dan minat para pelangggan baru dengan harapan akan memperoleh daya
tarik dari para calon pelanggan.
d.
Mempengaruhi
pelanggan dari pesaing agar pindah ke produk yang membuat iklan.
C.
RANGKUMAN
1. Pemasaran
adalah suatu proses atau kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penciptaan dan penyaluran produk dan
atau jasa sehingga dapat dibeli dan
dinikmati konsumen melalui proses tukar-menukar.
2. Pemasaran
diawali adanya kebutuhan, keinginan dan permintaan manusia akan suatu produk,
kemudian produsen mengahsilkan produk yang bernilai dan memuaskan konsumen,
yang akhirnya terjadi transaksi dan proses tukar menukar. Untuk bisa melakukan
pemasaran ini harus ada pasar dan pemasar.
3. Konsep
pokok pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk; nilai,
biaya dan kepuasan; transaksi, pertukaran dan hubunga; pemasar; dan pasar.
4. Menurut
Buchari Alma. (2005) bahwa konsep pemasaran yang berkembang ada lima, yaitu
konsep produksi (Production Concept);
konsep produk (Product Concept);
konsep penjualan (Selling Concept);
konsep pemasaran (Marketing Concept);
dan konsep sosial (Social Concept).
5. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam
pemasaran produk agribisnis, yang dinyatakan sebagai fungsi pemasaran produk
agribisnis. Fungsi pemasaran ini menurut Firdaus. M (2008) di kelompokkan
menjadi 3 (tiga), yaitu, 1). fungsi persediaan sarana; 2) fungsi fisik; dan 3).
Fungsi pertukaran.
6. Ada 9 masalah
utama yang dihadapi pada pemasaran produk agribisnis sekala kecil dan mikro meliputi, yaitu: 1). Kesinambungan
produksi; 2). Kurang memadainya pasar; 3) panjangnya saluran pemasaran; 4).
Rendahnya kemampuan tawar menawar; 5) fluktuasinya harga; 6) kurang tersedianya
informasi pasar; 7) Kurang jelasnya jaringan pemasaran; 8) rendahnya kualitas
produksi; dan 9). Rendahnya kualitas sumberdaya manusia.
D.
SUMBER
INFORMASI DAN REFERENSI
Alma B. 2005. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum.
Penerbit ALFABETA Bandung Slamet F, Tunjungsari H.K dan Mei Le. 2016.
Dasar-Dasar Kewirausahaan Teori dan Praktik, Penerbit Indeks, Jakarta.
Afiff F. 1994. Menuju Pemasaran Global. Penerbit PT.
Eresco Bandung.
Anonimous. 1998. Agribisnis Seri VI. Badan Pendidikan
dan Latihan Pertanian, Departemen Pertanian.
Firdaus. M. 2008. Manajemen Agribisnis. Penerbit Bumi
Aksara. Jakarta.
Kotler P. 1984. Marketing Management . Prentice Hall,
Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.
Nasruddin.W. 2000. Materi LUHT4333/3SKS/Modul
1-9.Pokok Tataniaga Pertanian. Universitas Terbuka.
Nicholson W. Mikroekonomi Intermediate dan
Penerapannya Edisi Ketiga jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Purnomo. 1994. Materi Pokok LUHT4354/2SKS/Modul 1-6 Kewirausahaan.
Universitas Terbuka.,
Saiman L. 2014. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan
Kasus-Kasus. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Syahza A. …….. Model Pemasaran Produk Pertanian
Berbasis Agribisnis Sebagai Upaya Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan
Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru
.
Nikmati Bonus Spesial 100% Taruhan Sabung Ayam Online Dari Agen Linkaja88 Sekarang Juga !
BalasHapusTerima Deposit Via E-Money Terlengkap !
Mulai Dari Deposit e-Money Ovo, Dana, Gopay, Sakuku, Jenius, Linkaja, Paytren & E-Money Lainnya.
Pendaftaran Langsung Saja Hubungi Kontak WA Cs Kami Yang Bertugas (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995